Otoseken.id - Exhaust manifold berfungsi untuk menyalurkan gas buang dari masing-masing silinder mesin menuju ke saluran pembuangan.
Karena posisinya yang langsung bertemu dengan gas hasil pembakaran, exhaust manifold dihadapkan pada perubahan suhu yang esktrim yang diikuti dengan proses pemuaian-penyusutan.
Karena kondisi tersebut, lama-kelamaan exhaust manifold dapat menjadi retak sehingga mengalami kebocoran.
James D. Halderman, dalam bukunya Automotive Technology: Principles, Diagnosis, and Service, menjelaskan retaknya exhaust manifold bukan hanya menyebabkan gas buang keluar dan menimbulkan suara, tapi juga membuat udara dari luar masuk ke dalam.
Baca Juga: Baru Tahu, Part Ini Jadi Salah Satu Penyebab Mobil Boros Bensin Sob
Hal ini disebabkan karena aliran gas dari silinder menghasilkan tekanan udara yang lebih rendah dari tekanan atmosfer.
Alhasil, udara luar dengan tekanan yang lebih besar akan tersedot masuk ke dalam exhaust manifold lewat celah retakan.
Udara dari luar, yang memiliki kadar oksigen sekitar 21%, akan terukur oleh sensor oksigen dalam exhaust manifold.
Pembacaan kadar oksigen pada gas buang yang lebih tinggi daripada seharusnya membuat ECU mobil menganggap pembakaran terlalu lean (ada oksigen yang tidak terpakai dalam pembakaran).
Akibat pembacaan yang keliru tersebut, ECU kemudian akan menambahkan jumlah bahan bakar sehingga campuran menjadi terlalu banyak atau rich.
Campuran yang terlalu rich ini yang akan membuat busi menjadi kotor dan tertutup karbon (carbon fouling), sehingga pada akhirnya memperburuk kinerja mesin mobil tersebut.
Baca Juga: Mobil Bekas Mengeluarkan Asap Dari Kenalpot? Bisa Jadi Ini Penyebabnya