2. Telat mengganti oli transmisi
Baik mobil maupun motor yang bertransmisi otomatis wajib hukumnya untuk mengganti oli transmisi secara rutin dan tepat waktu.
"Berbeda dengan mesin, komponen dalam gearbox lebih rawan rusak jika pelumasan kurang ataupun kerak yang mengendap akibat oli transmisi yang belum diganti," ujar Heri, manajer operasional bengkel DTM Station saat ditemui GridOto.com (9/7).
3. Transmisi di posisi L pada jalan landai dan menurun
Memang pada transmisi otomatis tidak terjadi engine break dan transmisi L membantu proses engine break saat kondisi jalan menurun atau landai.
Baca Juga: Nostalgia Mitsubishi Forte, Generasi Pertama Mitsubishi Triton Yang Baru Dirilis
Namun teknik tersebut hanya membantu kinerja rem mobil, jangan sepenuhnya memanfaatkan tenaga engine break.
Posisi gigi rendah di transmisi otomatis yang berkelanjutan akan mempercepat pemanasan kampas koplingnya.
4. Tidak mengangkat ban penggerak saat diderek
Umumnya saat diderek mesin mobil mati.
Baca Juga: Biaya Engine Swap di Mobil, Pilih Meremajakan Atau Dongkrak Tenaga?
Jika ban penggerak menempel aspal saat diderek, otomatis komponen gearbox akan terus bergerak.
Namun karena mesin mati, tidak ada pelumasan pada komponen gearbox.
"Komponen gearbox bergerak tanpa pelumasan oli mengakibatkan komponen gear dan kampas kopling aus dan rusak," jelas Heri.
Editor | : | Arseen |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR