Otoseken.id - Di mobil bekas, aki sangat dibutuhkan komponen kelistrikan di seluruh mobil bekerja dengan baik.
Enggak hanya itu, beban aki terbesar adalah saat digunakan untuk starter mobil.
Karena kebijakan pemerintah untuk melakukan kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) pastinya mobil enggak digunakan dalam jangka waktu cukup lama.
Imbas mobil yang tidak digunakan dalam jangka waktu lama membuat aki akan kehilangan daya muatan listriknya.
Hal ini karena walaupun mobil tidak hidup namun aki akan terus menerus mengeluarkan arus listrik.
Baca Juga: Panduan Ganti Aki Mobil, Jenis Kering atau Basah Sah, Hindari Hal Ini
"Betul, aki sebenarnya terus mengeluarkan arus listrik atau biasa disebut dark current," sebut Syahrudin, Battery Technical Advisor PT Astra Otoparts.
Dark current ini yang akan menguras daya listrik secara perlahan sehingga membuat aki soak.
Nilai dark current setiap mobil berbeda-beda tergantung sistem kelistrikan mobil tersebut.
Sebagai contoh mobil memiliki nilai dark current 0,04 A dan mobil tersebut menggunakan aki dengan kapasitas 35 Ah.
Dari nilai ini bisa dihitung 35/0,04/24 jam = 36,49 hari.
Dari hasil tersebut maka daya listrik aki akan total habis dalam waktu 36 hari bila mobil tidak pernah dihidupkan.
Itu sama saja dengan 1 bulan lebih mobil diparkir karena WFH.
(Baca Juga: Lepas Aki Mobil Wajib Terminal Negatif Dulu, Ternyata Ini Alasannya)
"Untuk membuat motor starter berputar, aki minimal membutuhkan daya listrik 60%," tambahnya.
"Itu berarti aki hanya bisa disimpan hanya selama 2 minggu saja sebelum mobil tersebut tidak bisa menyala," sebut Syahrudin.
Maka dari itu ada baiknya beberapa hari sekali atau 1 minggu sekali hidupkan mobil dan dibawa berkeliling.
Hal ini untuk membuat daya listrik aki terisi kembali oleh alternator.
Panduan Ganti Aki Mobil, Jenis Kering atau Basah Sah, Hindari Hal Ini
Otoseken.id - Komponen penting untuk menghidupkan mobil yaitu accu atau aki.
Tugas utama untuk menampung listrik yang akan disalurkan kepada komponen-komponen mobil.
Aki terdiri dari beberapa jenis dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Aki mobil terbagi menjadi dua, yaitu aki basah dan aki kering atau bahasa teknisnya Maintenance Free (MF).
Nah, sebenarnya boleh enggak si mengganti jenis aki di mobil?
(Baca Juga: Dampak Kabel Massa Aki Sering Disepelekan, Banyak Yang Belum Tahu)
Apa sih yang harus diperhatikan saat mengganti jenis aki mobil?
Tenang, semua akan dijawab Wory Anggodo, General Repair Astrido Toyota Pondok Cabe Jakarta Selatan.
"Sebenarnya mengganti jenis aki sah-sah saja, namun ada beberapa yang harus diperhatikan, yakni voltase dan ampere dari aki tersebut," ucap Wory.
Untuk voltase pada mobil harus 12 volt, berbeda dengan truk yang bisa mencapai 24 volt.
(Baca Juga: Nissan Elgrand Lawas Rawan Terkena 'Penyakit', Cek 2 Bagian Ini)
Sedangkan untuk ampere yakni kapasitas tenaga listrik yang bisa diterima oleh aki juga harus sama.
Sebagai contoh bila sebelumnya mobil menggunakan aki basah dan ingin menggantinya dengan aki MF, perhatikan voltase dan kapasitas ampere-nya.
Untuk keterangan voltase dan ampere aki umumnya dituliskan di badan aki, ini untuk mengidentifikasi spek aki tersebut.
Selain itu, perhatikan fisik aki itu sendiri.
(Baca Juga: Aki Honda Vario Rawan Masuk Air Saat Banjir? Ini Penjelasannya)
Di mobil-mobil sekarang yang memiliki ruang penyimpanan aki yang sudah disesuaikan oleh aki bawaan pabrik akan sulit mengganti aki dengan ukuran yang lebih besar.
"Umumnya mau aki kering atau basah bila speknya sama kebanyakan produsen aki juga memiliki ukuran yang sama. Misalnya tipe 80D26L atau yang biasanya dikenal seperti NS60L," tambah Wory.
Dan mengganti ukuran kapasitas ampere yang lebih besar atau yang lebih kecil dari spesifikasi bawaan pabrik sangat tidak disarankan.
"Untuk safety terkait kelistrikan sangat tidak disarankan, wajibnya mengikuti spek yang sudah disarankan oleh pabrikan," tutup Wory.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR