Sesuai dengan Peraturan Menteri No. 05 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama untuk mobil mesin bensin produksi di atas 2007.
"Pastikan saluran intake dan filter udara dalam keadaan bersih, karena akan berpengaruh pada angka HC," tutur Rendi Kristiya, Kepala Mekanik bengkel Nawilis Radio Dalam, Jakarta Selatan kepada GridOto.com.
Jika bagian tersebut kotor bisa menghambat aliran udara masuk ke ruang mesin, angka HC bisa semakin tinggi karena pasokan udara yang kurang saat proses pembakaran.
Begitu juga untuk memperhatikan kondisi koil dan busi agar tetap bagus sebelum dilakukan uji emisi sehingga pembakaran tetap terjaga.
Baca Juga: Penyebab Mobil Manual Tercium Bau Sangit Atau Hangus, Komponen Ini Biangnya
Pembakaran yang sempurna bisa menekan angka CO karena minimnya endapan karbon di ruang bakar dari sisa pembakaran tidak sempurna.
"Bisa dibantu pakai carbon cleaner agar ruang bakar bersih dan emisi gas buang yang dikeluarkan lebih rendah," tutur Rendi.
Pastikan juga mesin mobil bisa bekerja dalam suhu optimal saat uji emisi, seperti mengecek sistem pendinginan, kualitas oli mesin, serta packing mesin.
"Kalau ada kebocoran oli yang ikut terbakar bisa meningkatkan nilai CO, atau oli yang jelek bisa membebani kerja mesin sehingga emisi gas buang lebih besar," terang Rendi.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Bunyi Berdecit dari Rem Mobil Bekas, Mudah Banget
Tidak luput dari perhatian juga sensor oksigen dan komponen catalytic converter harus dalam kondisi bersih dan tidak rusak.
Sensor oksigen mendeteksi asupan udara yang diperlukan saat proses pembakaran agar angka Air Fuel Ratio (AFR) tepat.
"Catalytic converter juga berfungsi untuk mengubah emisi gas buang beracun jadi udara bersih, kalau rusak emisi yang dikeluarkan cenderung beracun dan mengagalkan uji emisi," tekan Rendi.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR