Otoseken.id - Engine swap bisa menjadi salah satu cara yang patut dipertimbangkan untuk meremajakan atau mendongkrak tenaga mesin mobil.
Yaitu, proses mencangkokkan mesin dari mesin mobil lain ke dalam mobil sobat.
Namun, saat melakukan engine swap, ada beberapa hal yang perlu sobat perhatikan.
Yang pertama tentu saja kesiapan dana sebelum melakukan proses tersebut.
"Biaya engine swap memang tidak murah, untuk jasanya saja berkisar di Rp 15-30 jutaan. Untuk harga mesinnya lebih beragam, ada yang belasan juta bahkan hingga ratusan juta," ujar Mashadi, Manager Bengkel Exclusive Auto Garage di Tebet, Jakarta Selatan.
Di luar jasa dan mesinnya sendiri, Anda perlu menyiapkan dana lebih jika ada hal-hal yang harus dibeli atau dibuat sendiri dalam proses engine swap tersebut.
Baca Juga: Segini Anjuran Jadwal Servis Innova Diesel Bekas, Perawatannya Mudah
Yang kedua adalah pilihan mesin yang hendak dicangkokkan ke dalam ruang mesin mobil Anda.
"Untuk memilih mesin harus tahu dulu tujuan awalnya apa. Sekadar meremajakan dengan mesin yang lebih muda, atau butuh tenaga yang lebih besar? Lalu dilihat mesinnya cukup atau tidak ke dalam ruang mesin mobilnya," ungkap pria penghobi drifting ini.
Setelah pilihan mesin sudah ditentukkan fokus ubahan baru ditujukan ke mounting mesin dan transmisi, pilihan girboks, ECU, dan kopelnya apabila mobil tersebut RWD (rear wheel drive) atau AWD (all wheel drive).
"Untuk mounting ada beberapa kombinasi mobil dan mesin yang tidak perlu banyak ubahan. Contohnya BMW, atau Honda Civic ke mesin B series," ujar Mashadi.
Sedangkan untuk ECU biasanya dapat menggunakan ECU bawaan mesin yang hendak dicangkokkan.
Namun ada beberapa yang tidak bisa digunakkan dan harus mengaplikasikan ECU standalone aftermarket.
"Kalau untuk girboks dan kopel biasanya sih selalu ada yang bisa dikawinkan atau diakali untuk masuk ke kombinasi mobil dan mesin barunya," tutupnya.
Baca Juga: Engine Mounting Pada Motor Matik Cepat Rusak, Ternyata Ini Penyebabnya