Otoseken.id - Bagi yang belum tahu, V-belt fungsinya adalah penerus tenaga dari kruk as ke komponen lain.
Seperti kipas pendingin, alternator, kompresor AC atau water pump dengan perantaraan puli.
Sebagai parts orisinal, biasanya V-belt dipesan oleh pabrikan mobil ke produsen belt langsung.
Baik sebagai parts OEM maupun sebagai genuine replacement part.
Baca Juga: Ini Akibat Ruang Bakar Numpuk Kerak Karbon di Mobil Bekas, Bisa Bikin Rugi
Namun biasanya selain genuine parts, pabrik belt juga mengeluarkan produk dengan merek sendiri (aftermarket) yang mudah ditemui di pasaran.
V-belt yang umum digunakan untuk otomotif sampai saat ini ada tiga macam, sesuai jenis puli, fungsi dan bebannya.
1. Raw Edge Plain (REP)
Model ini bisa dibilang V-belt paling konvensional dengan bentuk penampang trapesium.
Baca Juga: Mobil Bekas Eks Taksi, Mulai Rp 60 Jutaan, Toyota Limo, Almera Sampai Mercedes-Benz
Bidang yang bergesekan dengan puli untuk menarik beban adalah sisi samping yang miring.
2. Raw Edge Power Flex (RPF)
Merupakan pengembangan dari REP.
Penampangnya sama dengan REP, tapi sisi lingkar dalamnya berbentuk seperti gerigi.
Baca Juga: Paket Upgrade Toyota Limo Rp 5 Jutaan, Kesan 'Mobil Bekas Taksi' Hilang
Bentuk ini dibuat untuk memperkuat daya tarik beban serta membuat belt lebih lentur jika ditekuk.
Jadi belt mampu digunakan pada puli berdiameter kecil dan model ini banyak digunakan pada mesin diesel bertorsi besar.
3. Rib Ace
Dibuat karena tuntutan teknologi mesin yang semakin kompak.
Belt Rib Ace lebih tipis dari REP atau RPF, namun kekuatannya 3050% lebih tinggi.
Selain itu juga memiliki tingkat kebisingan yang sangat rendah.
Dilihat dari penampangnya, satu belt Rib Ace seolah terdiri dari beberapa REP kecil-kecil yang dijadikan satu.
Bentuk puli yang digunakan juga seperti beberapa puli biasa yang dijadikan satu.
Namun, V-belt Rib Ace ini juga punya kelemahan, yaitu harganya yang mahal.