Otoseken.id - Beberapa mobil sudah dilengkapi dengan fitur cruise control, fitur ini diciptakan untuk membuat pengemudi menjadi mudah dan nyaman.
Dengan fitur cruise control, pengemudi tidak perlu menginjak pedal gas secara terus menerus, tinggal diset di kecepatan tertentu, mobil akan melaju secara tetap (konstan) sesuai dengan kecepatan yang sudah diset sebelumnya.
Saat menginjak pedal gas atau rem, fitur cruise control akan otomatis nonaktif, selain itu bisa juga menonaktifkan melalui tombol reset.
Fitur yang membuat pengemudi lebih nyaman dan rileks ini jika digunakan terus menerus ternyata ada dampak negatifnya, biasanya ini berdampak pada penggunaan di jalan tol yang lurus dan panjang.
Baca Juga: Salah Injak Pedal Rem, Toyota Rush Tabrak Bumil, Begini Posisi Kaki yang Tepat dari Instruktur JDDC
"Ada efek konsekuensi negatif menggunakan cruise control yang terlalu panjang (sering), itu akan menimbulkan efek psikologis yang namanya monotones," Jelas Jusri Pulubuhu pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), saat dihubugi.
"Ketika monoton situasi alam otaknya atau situasi psikologisnya masuk kategori fatigue (lelah), pada saat itu kemampuan motorik seseoarang akan menurun, termasuk konsentrasi seseorang, karena monoton," lanjut Jusri.
Lebih lanjut, Jusri menjelaskan, jarak yang panjang dampaknya pengemudi gampang terkena fenomena highway hypnosist.
"fenomena highway hypnosist, otak kita terhipnotis, dampaknya bisa mengalamai micro sleep, mata terbuka tapi otak tidak terstimulus, ini korelasinya peluang kecelakaan akan semakin tinggi," Katanya.
Baca Juga: Mitsubishi Xpander Sport Ternyata Bisa Pakai Cruise Control, Ada sistem tersembunyi
Untuk itu, saat mengemudi, walaupun menggunakan fitur cruise control di jalan yang lurus dan panjang, otak harus tetap terstimulus dan diminta untuk terus menerima rangsangan.
"Saran saya pengguna cruise control bila perlu saja, jangan lebih dari 15 menit, karena dengan semakin panjang dia akan mengalami situasi monoton dan terjadi fenomena highway hypnosist," tutup Jusri Pulubuhu pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).