6 Hal Seputar Minyak Rem di Mobil Bekas, Banyak Yang Belum Tahu

ARSN,Dylan Andika - Selasa, 12 Mei 2020 | 15:15 WIB

Minyak rem (ARSN,Dylan Andika - )

Otoseken.idDi mobil bekas minyak rem jadi cairan yang perannya sangatlah vital.

Untuk dapat bekerja dengan maksimal, kondisi serta jumlah minyak rem dalam sistem pengereman haruslah selalu diperhatikan.

Nah, buat kalian yang berniat untuk melakukan penambahan atau pengurasan minyak rem sendiri, James D. Halderman, dalam bukunya Automotive Chassis Systems, menjelaskan ada 6 hal yang perlu diperhatikan mengenai penyimpanan serta pengisian minyak rem untuk mobil.

Baca Juga: Beli Mobil Bekas di Hebo Car Bisa di Rumah Saja, Ini Daftar Harganya

1. Selalu simpan minyak rem dalam kemasan aslinya dan pastikan kemasan minyak rem selalu tertutup rapat.

Usahakan juga untuk selalu membeli minyak rem dalam kemasan kecil.

Hal ini untuk mencegah kontaminasi minyak rem dengan kelembaban, udara, atau zat lainnya.

2. Sebelum membuka kemasan minyak rem, bersihkan semua kotoran, cairan, atau kontaminasi lain pada bagian tutup dan permukaan luar botolnya.

Baca Juga: Exhaust Manifold Mobil Bekas Bocor, Ini Yang Bakal Terjadi, Bensin Boros?

3. Ketika minyak rem sudah habis, segera buang kemasan tersebut dan jangan gunakan untuk menyimpan produk atau cairan lain.

Automotive Chassis Systems
Ilustrasi bleeding sistem rem mobil

4. Jangan pindahkan minyak rem ke tempat yang sudah pernah digunakan untuk oli, kerosene, bahan bakar, zat anti-beku, air, cairan pembersih, atau bahan kimia lainnya.

5. Jangan gunakan lagi minyak rem bekas kendaraan lain, atau minyak rem yang keluar saat proses bleeding sistem rem.

6. Selalu gunakan minyak rem yang masih baru untuk menguras sistem pengereman mobil.

Baca Juga: Ngoprek Santuy di Rumah, Cek Kesehatan Mesin Mobil, Cuma Modal Kertas

 

Exhaust Manifold Mobil Bekas Bocor, Ini Yang Bakal Terjadi, Bensin Boros?

Otoseken.id - Exhaust manifold berfungsi untuk menyalurkan gas buang dari masing-masing silinder mesin menuju ke saluran pembuangan.

Karena posisinya yang langsung bertemu dengan gas hasil pembakaran, exhaust manifold dihadapkan pada perubahan suhu yang esktrim yang diikuti dengan proses pemuaian-penyusutan.

Karena kondisi tersebut, lama-kelamaan exhaust manifold dapat menjadi retak sehingga mengalami kebocoran.

Automotive Technology: Principles, Diagnosis, and Service
Ilustrasi exhaust manifold

James D. Halderman, dalam bukunya Automotive Technology: Principles, Diagnosis, and Service, menjelaskan retaknya exhaust manifold bukan hanya menyebabkan gas buang keluar dan menimbulkan suara, tapi juga membuat udara dari luar masuk ke dalam.

Baca Juga: Beli Mobil Bekas di Hebo Car Bisa di Rumah Saja, Ini Daftar Harganya

Hal ini disebabkan karena aliran gas dari silinder menghasilkan tekanan udara yang lebih rendah dari tekanan atmosfer.

Alhasil, udara luar dengan tekanan yang lebih besar akan tersedot masuk ke dalam exhaust manifold lewat celah retakan.

Udara dari luar, yang memiliki kadar oksigen sekitar 21%, akan terukur oleh sensor oksigen dalam exhaust manifold.

Pembacaan kadar oksigen pada gas buang yang lebih tinggi daripada seharusnya membuat ECU mobil menganggap pembakaran terlalu lean (ada oksigen yang tidak terpakai dalam pembakaran).

Baca Juga: Daftar Isuzu Panther 1997 Terbaru Mei 2020, Tipe Royal Cuma Rp 40 Jutaan

Akibat pembacaan yang keliru tersebut, ECU kemudian akan menambahkan jumlah bahan bakar sehingga campuran menjadi terlalu rich.

Campuran yang terlalu rich ini yang akan membuat busi menjadi kotor dan tertutup karbon (carbon fouling), sehingga pada akhirnya memperburuk kinerja mesin mobil tersebut.