Otoseken.id - Di mesin mobil teknologi injeksi dibutuhkan tekanan untuk menghasilkan pengabutan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar.
Tekanan pada ukuran tertentu dibutuhkan agar injektor mampu menyemprotkan bahan bakar dengan maksimal.
Ini merupakan tugas dari fuel pump atau pompa bahan bakar yang umumnya ada di dalam tangki bahan bakar.
Fuel pump akan mengisap bahan bakar dan menyalurkannya dengan tekanan yang sudah disesuaikan.
Baca Juga: Ciri-ciri Filter Fuel Pump Mobil Kotor, Simak Gejala-gejalanya
Kerap kali, masalah fuel pump adalah kurangnya tekanan bahan bakar dikarenakan motor fuel pump bermasalah.
"Tekanan fuel pump yang berkurang ini bisa menjadi masalah pada mesin mobil," buka Kuntarto Rahmat, Pemilik bengkel Goebuk Tune-Up.
"Kalau sampai bermasalah dan tekanan bahan bakar tidak seperti yang diminta oleh mesin efek paling bisa dirasakan adalah muncul gejala brebet," tambahnya.
Gejala brebet ini disebabkan oleh sempotan bahan bakar yang tidak terjadi pengabutan sempurna.
Baca Juga: Biaya Ganti Fuel Pump Mitsubishi Xpander di Bengkel Spesialis
Bahan bakar masih dalam bentuk partikel yang sangat besar sehingga tidak terbakar secara baik.
Selain itu juga tekanan fuel pump yang kurang bisa membuat telat semprotan bahan bakar.
Lari mobil pasti akan terasa seperti ada jeda dan tenaga mesin mobil tidak akan keluar maksimal.
Idelanya, tekanan fuel pump pada mobil berkisar 315-350 kpa.
Kalau sudah begini pasti membuat konsumsi bahan bakar menjadi sangat boros sob.
Campur Bahan Bakar Oktan Rendah dan Oktan Tinggi, Awas Fuel Pump Kena
Otoseken.id - RON (research octane number) atau biasa disebut oktan merupakan kandungan iso oktan di dalam bahan bakar bensin (gasoline) yang memiliki rumus kimia C8H18.
Angka oktan di Indonesia mulai dari RON 88, RON 90, RON 92, RON 95, dan RON 98.
Semakin tinggi angka RON, maka semakin mahal juga harga per liter bahan bakar tersebut.
Nah sebagian orang mengakali dengan mencapurkan RON atau oktan yang rendah dan tinggi untuk mendapatkan harga yang lebih murah.
Baca Juga: Tekanan Fuel Pump Mobil Bekas Bermasalah, Ini Gejala Yang Dirasakan
Celakanya hal tersebut malah berdampak buruk pada kendaraan Anda, hal ini diungkapkan Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam acara Ngovi (Ngobrol Virtual) yang digelar Gridoto.com.
Menurutnya, dengan mencampur dua jenis BBM dengan oktan yang berbeda, memang bisa mendapatkan kadar oktan sesuai keinginan dengan harga yang lebih rendah.
Namun di sisi lain terjadi juga pengenceran dan penurunan kadar aditif deterjen dalam BBM campuran tersebut.
Hal ini dikarenakan masing-masing jenis BBM (Bahan Bakar Minyak) memiliki kadar deterjen yang berbeda-beda atau bahkan tidak ada sama sekali.
Baca Juga: Pengaruh Kualitas Oli Mesin Mobil ke Konsumsi Bahan Bakar
“Makanya, meskipun secara oktan kita dapat ketika mencampur (BBM oktan rendan dan tinggi), tapi bahaya depositnya justru naik,” jelas pria yang akrab disapa Prof. Yus ini.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, munculnya deposit ini dapat menyebabkan macetnya pompa bahan bakar, tabrakan antara katup dengan piston, kurangnya kompresi, hilangnya tenaga mesin, serta konsumsi bahan bakar yang boros.
Perlu diketahui, BBM mengandung senyawa yang dapat menyebabkan deposit atau kerak pada mesin, misalnya senyawa olefin dan aromatik.
Untuk mencegah timbulnya kerak tersebut, produsen BBM sudah menambahkan aditif deterjen.
Baca Juga: Mobil Diesel Upgrade Turbo Harus Pakai Bahan Bakar Bagus, Fakta Atau Hoax?
Deterjen memiliki kadar optimum agar dapat bekerja secara efektif.
Jumlah deterjen yang tak sesuai, dapat minimbulkan pembentukan kerak semakin banyak.
“Nah, itulah yang kadang-kadang salah kaprah ketika mencampur BBM,” tutup Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam acara Ngovi (Ngobrol Virtual) yang digelar Gridoto.com.