Kenali 2 Penyakit Nissan Grand Livina bekas yang Sering Ditemui

Abdul Aziz Masindo - Selasa, 26 Januari 2021 | 10:10 WIB

Ilustrasi Nissan Grand Livina (Abdul Aziz Masindo - )

Otoseken.id - Sebelum membeli Nissan Grand Livina bekas sebaiknya mengetahui penyakit khas atau masalah yang sering ditemui agar mudah dalam pengecekan.

Begitupun untuk merawatnya, supaya pemilik mobil bisa lebih waspada dan lebih perhatian pada komponen yang sering bermasalah di Nissan Grand Livina.

Nissan Grand Livina generasi pertama (L10) masuk ke indonesia pada 2007, Grand Livina hadir untuk menantang Toyota Avanza di kelas LMPV pada saat itu.

Walaupun dari segi kenyamanan dan fitur lebih unggul Nissan Grand Livina, tetapi angka penjualannya belum bisa mengalahkan 'mobil sejuta umat' alias Avanza.

Dok. Otomotif Group
Nissan Grand Livina ((L10) tahun 2007

Baca Juga: Sejarah Nissan Grand Livina, 12 Tahun Mengaspal di Indonesia

Kini harga bekas Nissan Grand Livina semakin menggiurkan, budget Rp 60 - 70 juta sudah bisa dapat Grand Livina 1.5 tahun 2007 - 2008.

Tapi sebelum membeli Nissan Grand Livina bekas, ada beberapa sektor yang perlu diperhatikan, Beberapa pengguna Nissan Grand Livina mengeluhkan mesin sudah mengalami ngelitik atau engine knocking.

"Penyakit Grand Livina itu paling sering neglitik, banyak yang minta betulin masalah mesin ngelitik di bengkel ini," kata Dimas teknisi bengkel Saudara Motor di Tangerang.

Penyebab mesin Grand Livina ngelitik lantaran pemilik sebelumnya sering menggunakan bahan bakar yang kualitasnya jelek.

"Penyebabnya bisa dari bahan bakar yang jelek, ngaruh itu," lanjut Dimas

Baca Juga: Pilihan Nissan Grand Livina Bekas Budget di Bawah Rp 80 Juta, Harganya Kian Menggoda

Untuk itu sebelum membeli Grand Livina bekas, periksa dan amati dengan teliti kondisi mesin Nissan Grand Livina bekas, pastikan suara mesin masih halus.

Kemudian masalah yang sering ditemui yaitu sokbreker bagian belakang yang bocor.

Amati secara fisik sokbreker bagian belakang, pastikan tidak ada rembesan cairan dari sokbreker, dan pastikan fungsi sokbreker belakang masih bekerja secara optimal.

"Di bagian kaki-kaki ada bunyi-bunyi, ada juga suara jedug kaya mentok, itu sebaiknya sokbreker diganti sebelum merusak komponen lain," kata Ujang dari bengkel spesialis sokbreker Fajar Auto, Pasar Mobil Kemayoran.