Mobil Terobos Banjir Berisiko Turun Mesin Daripada Hanya Terendam, Ini Alasannya

Abdul Aziz Masindo - Sabtu, 20 Februari 2021 | 13:19 WIB

Ilustrasi mobil terobos banjir lebih berisiko daripada hanya terendam (Abdul Aziz Masindo - )

Otoseken.id - Curah hujan yang tinggi mengakibatkan beberapa titik di DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya banjir termasuk ruas tol, ternyata menerobos banjir lebih berisiko turun mesin daripada hanya terendam banjir.

Menurut Sarudin selaku kepala bengkel Astrido Daihatsu Kebon Jeruk, bahaya dan risiko mobil nekat terobos banjir adalah kena gejala water hammer.

Water hammer adalah kondisi dimana air masuk ke dalam ruang bakar dampaknya setang piston atau bahasa tekniknya connecting rod bisa bengkok sehingga diharuskan overhaul (turun mesin).

"Ketika air masuk ke ruang pembakaran, mesin tidak hanya mengkompresi udara tapi juga air banjir, dampak fatalnya setang piston bisa bengkok," buka Sarudin, kepala bengkel Astrido Daihatsu Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Abdul Aziz Masindo/otoseken.id
Ilutrasi setang piston atau connecting rod bengkok

Baca Juga: Nekat Terobos Banjir, Awas Kena Water Hammer, Setang Piston Bengkok

Lebih lanjut kata Sarudin, air banjir tersebut biasanya masuk melalui dipstick oli dan air intake. 

Indikasi dan gejala awal setang piston bengkok ditandai dengan mesin mobil mati mendadak.

Namun jika tidak menerobos banjir, atau hanya terendam air banjiir dengan kondisi mesin mati, kecil kemungkinan untuk turun mesin.