Bahan Bakar Biodiesel Terlalu Lama di Tangki Mobil, Injektor Bisa Jadi Korban

Abdul Aziz Masindo - Kamis, 15 Juli 2021 | 19:02 WIB

Ilustrasi indikator BBM Toyota Fortuner (Abdul Aziz Masindo - )

Otoseken.id - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali sudah berlaku sejak 3 Juli sampai 20 Juli 2021 guna Mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas.

Dengan adanya peraturan PPKM Darurat, aktivitas dan mobilitas Masyarakat dibatasi dengan bekerja dari rumah (WFH), otomatis mobil akan lebih sering terparkir di garasi rumah.

Untuk mobil berbahan bakar diesel yang memakai bahan bakar diesel khususnya Biodiesel B30, sebaiknya jangan membiarkan bahan bakar di dalam tangki.

Biodiesel B30 merupakan energi terbarukan dengan pencampuran kandungan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 30%, dan bahan bakar diesel atau solar sebanyak 70%.

"Biodiesel B30 dirancang untuk menekan kadar sulfur yang tinggi di petrolium diesel atau diesel murni menggunakan metil ester asam lemak," kata Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung.

Otomotif.kompas.com
Ilustrasi bahan bakar Biodiesel B30

Baca Juga: Mobil Terparkir Lama Saat PPKM Darurat, Kualitas Bensin Bisa Menurun

FAME (Fatty Acid Methyl Ester) punya kecenderungan menarik uap air saat terjadi kondensasi di tangki bahan bakar, terutama jika sering kosong dan dibiarkan lama mengendap.

Dampaknya, kandungan air jadi lebih tinggi dan bisa mengental seperti lendir kalau sudah terkena panas dan masuk ke saluran bahan bakar.

Sayangnya filter bahan bakar diesel atau filter solar tidak maksimal menyaring yang sifatnya seperti lendir tadi.

Kalau dibiarkan terus menerus, lendir ini juga bisa menyumbat injektor common-rail dan harus dilakukan pembongkaran karena tidak bisa mengabutkan bahan bakar dengan sempurna.