Otoseken.id - Toyota Harrier generasi kedua dengan kode bodi XU30 bisa menjadi salah satu pilihan bagi Anda yang menyukai SUV mewah.
Meskipun Toyota Harrier generasi kedua masuk ke Indonesia melalui importir umum (IU) dan berstatus CBU, tapi SUV premium ini cukup populer di Indonesia. Harrier generasi kedua (XU30) menawarkan 2 tipe, yakni 240G dan 300G.
Menurut Pemilik bengkel JM Autoworkz dan Anugerah Motor, Edwin Agustinus, ada beberapa kelebihan dari mantan SUV premium ini yang membuat unitnya masih sangat layak dibeli.
Salah satunya adalah ruang kabin yang terasa mewah dan nyaman, dengan material kulit dan aksen kayu serta tambahan panoramic roof.
"Kelebihan Harrier generasi kedua bicara premium masih dapat, kemudian mobilnya cukup nyaman. Kedua, fitur sudah canggih dan full elektrik semua seperti jok serta ada panoramic roof," ujar Edwin.
Namun sebelum memboyong Toyota Harrier bakas generasi kedua, calon konsumen harus mengetahui penyakit apa yang kerap menimpa Sport Utility Vehicle (SUV) premium di zamannya ini.
Baca Juga: Tips Perawatan Mobil Toyota Harrier Bekas, Cukup Lakukan Ini Agar Awet
Masih kata Edwin Agustinus, Owner bengkel JM Autoworkz feat Anugerah Motor di Bekasi, Jawa Barat penyakit Toyota Harrier yang paling sering ditemuinya adalah kerusakan di bagian transmisi maticnya.
"Kalau mesin sih dia bandel banget ya, jarang ada masalah. Paling yang sering kena tuh maticnya," jelas Edwin.
Berdasarkan pengalamannya, transmisi matic Toyota Harrier sering kali jebol karena usia pemaikan dan pemiliknya lalai mengganti oli transmisi.
"Biasanya matic-nya sering bermasalah karena usia pemakaian, apalagi pengguna juga sering teledor mengenai penggantian oli matic dan akhirnya bermasalah. Ini sering banget kejadian, saya sudah beberapa kali ganti gearbox Toyota Harrier yang jebol," jelas Edwin.
Ia menjelaskan, matic yang bermasalah biasanya dapat dirasakan oleh pengemudi saat memindahkan tuas transmisi.
Contohnya, transmisi 'ngejedak' saat tuas dipindahkan, biasanya itu merupakan salah satu tanda matic mulai bermasalah.
"Kalau ngejedaknya normal (tidak terlalu kasar) itu masih bisa diperbaiki. Tinggal dibersihkan bagian dalamnya seperti body valve dan sensor-sensornya," tukas Edwin.
Namun, jika gejala 'ngejedak' sudah terlalu keras atau bahkan ada delay saat transmisi dipindahkan dari tuas N ke D, itu berarti masalah pada transmisi sudah tergolong parah.
"Atau di beberapa kasus ada yang lebih parah lagi, bahkan enggak bisa jalan sama-sekali. Nah kalau sudah parah kayak gitu, itu harus ganti gearbox," kata Edwin.
Di bengkel miliknya, penggantian gearbox transmisi Toyota Harrier biasanya menggunakan komponen copotan eks mobil Singapura.
Soal estimasi biaya, penggantian gearbox dengan part copotan biasanya dibanderol mulai Rp 14 jutaan.
"Kalau yang varian mesin 2.400 cc itu biayanya sekitar Rp 14 juta. Tapi kalau yang 3.000 cc itu barangnya sangat susah, kalaupun ada harganya sudah gelap, mungkin range-nya mulai Rp 18 jutaan," tutup Edwin Agustinus, Owner bengkel JM Autoworkz feat Anugerah Motor di Bekasi
JM Autoworkz feat Anugerah Motor
Jl Raya Kelurahan Jati Makmur No 43, Pondok Gede, Bekasi
Baca Juga: Ingin Beli Toyota Harrier Gen 2 Bekas? Perhatikan Bagian-bagian Ini