"Cuma efeknya tarikan motor jadi lebih berat dan ruang bakar jadi cepat kotor," jelas Samsudin.
Aji Handoko, Manager Techincal & Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) juga mengatakan hal yang sama.
Aji mencontohkan pada Yamaha Fazzio yang punya rasio kompresi mesin 11:1.
"Sebenarnya bisa saja Yamaha Fazzio diisi bensin dengan oktan di bawah 92, contohnya pakai bahan bakar oktan 90," sahut Aji Handoko kepada Gridoto.
Namun ada efek jangka panjang yang harus diwaspadai oleh bikers.
"Cuma ada risikonya, yaitu penumpukan kerak karbon atau kotoran di ruang bakar jadi lebih besar sebab ada perbedaan zat aditif antara bensin oktan 90 dengan oktan 92," jelas Aji.
Lantas, bagaimana dengan Suzuki GSX-R150 yang punya rasio kompresi 11,5:1?
"Menurut berbagai informasi dari teman-teman di lapangan, angka perbandingan rasio kompresi mesin dengan oktan itu tidak saklek harus diikuti," jelas Victor Assani, 2W Service Manager PT Suzuki Indomobil Sales.
"Misalnya kami justru merasa lebih enak menggunakan bensin RON 92 atau Pertamax, kendati kompresi motor kami (Suzuki GSX-R150) di atas 11:1. Karena kalau memakai yang 98 malah mesin cepat panas dan menggelitik, itu informasi di lapangan," tambahnya.
Baca Juga: Cara Merawat Motor Bekas, Ini Dia Hal Sepele Yang Bisa Bikin Cat Motor Cepat Kusam
Meskipun masih bisa "minum" oktan lebih rendah, Victor tetap menyarankan untuk pakai bahan bakar sesuai dengan spesifikasi mesin.
"Kami tetap menganjurkan untuk menggunakan BBM sesuai dengan standar pabrikan," tutupnya.
Jadi, teknologi mesin motor sekarang sebenarnya bisa menyesuaikan dengan oktan bensin yang digunakan.
Namun, bikers atau pemilik harus waspada terhadap penumpukan kotoran atau kerak di ruang bakar.
Jika kalian memaksakan pakai bensin dengan oktan yang kelewat rendah dari anjuran pabrikan, malah bisa menimbulkan gejala knocking yang bisa bikin mesin cepat panas dan piston bisa bolong.
Makanya, ikuti saja anjuran pabrikan soal bensin yang cocok untuk motor kalian Sob.