Otoseken.id - Bukan hanya oli mesin dan transmisi saja, oli power steering juga perlu diganti secara berkala untuk perawatan.
Meskipun mayoritas mobil-mobil modern sudah menggunakan power steering jenis elektri atau electric power steering (EPS), tapi masih ada mobil baru yang menggunakan power steering jenis hidraulis seperti Innova, Fortuner.
Begitupun dengan mobil-mobil lawas masih banyak yang menggunakan power steering jenis hidraulis ini.
Perbedaan power steering jenis elektrik (EPS) dan jenis hidraulis ini ada pada cara kerjanya. Jika electric power steering (EPS) mengandalkan motor listrik dan ECU sehingga tidak memerlukan ciran.
Nah power steering jenis hidraulis (HPS) ini mengandalkan fluida sehingga memerlukan cairan atau oli.
"Pada power steering model Hydraulic steering, assist menggunakan fluida power steering ATF yang ditekan oleh pompa power steering dan diteruskan ke power steering rack," kata Erwin Surianto, Kepala bengkel Auto2000 Pasar Kemis, Tangerang beberapa waktu lalu.
Penggantian oli power steering dapat dilakukan setelah mencapai 200 ribu kilometer, atau sudah 1 tahun pemakaian.
Atau jika oli power steering di tabung pengisian oli power steering sudah terlihat hitam dan keruh, sebaiknya lakukan penggantian saja supaya kinerja hidraulis power steering tetap optimal.
Untuk mengetahui volume dan kualitas oli power steering, bisa dilihat melalui dipstick yang posisinya di tabung penampungan oli power steering atau melalui indikator di tabung penampungan oli power steering.
Harga oli power steering di marketplace mulai dari Rp 30 ribuan sampai dengan Rp 100 ribuan tergantung merek dan ukuran.
Baca Juga: Penyakit di Power Steering Hidraulis, Komponen Ini Yang Sering Kena