"Kemudian tingkat keempukan atau kekerasan juga diatur sesuai kemauan pemilik mobil," ujar Dayat, dari bengkel spesialis kaki-kaki Lili di sentra onderdil BSD, Tangerang Selatan.
Masih kata Dayat, biasanya sokbreker hasil rekondisi ini, awal-awal akan terasa sedikit lebih keras dibanding standar.
“Tapi setelah 1-2 minggu pakai, baru akan terasa bedanya, lebih enak," imbuhnya, sambil kasih tahu sok yang cukup banyak direkondisi olehnya seperti punya Honda Odyssey, HR-V, Nissan Livina, Toyota Camry, Alphard dan sebagainya. Keuntungan lain merekondisi sokbreker selain yang tadi disebutkan, yaitu soal harga yang tentunya lebih bersahabat ketimbang beli baru.
Baca Juga : Mewah Tak Harus Mahal, Ini Tiga Pilihan Sedan Eropa Rp 100 Jutaan
"Rekondisi sokbreker biayanya mulai Rp 900 ribu - 1 juta.
Kalau yang pakai sensor seperti Audi A4 dan A6, biayanya Rp 1,5 juta.
Semua kita beri garansi 1 tahun dalam pemakaian wajar," sebut Dayat.
Ada pula yang mematok harga Rp 1,5 – 2 jutaan untuk sokbreker depan dan belakang.
Contohnya sokbreker depan Toyota Alphard 2011, harga barunya Rp 3,5 juta per satuan.
Lalu Honda Odyssey 2010 sekitar Rp 5 jutaan per piece di bengkel resmi.
Baca Juga : Electronic Power Steering, Banyak Keunggulan Meski Boros Listrik Mobil
"Untuk sokbreker Toyota (baru, red) ada garansi 1 tahun," ujar Sartono, Technical Leader Auto2000 Bintaro.
Bagaimana dengan yang rekondisi?
“Kami juga kasih garansi 1 tahun. Kalau masih dalam masa garansi konsumen mengeluhkan ayunan sokbreker terlalu keras atau keempukan atau bahkan ada kebocoran lagi, tinggal datang lagi ke bengkel, kita kerjakan tanpa biaya. Tentunya bila pemakaiannya wajar ya," bilang Dayat.
Silakan pilih antara rekondisi atau ganti baru?
Editor | : | RZ-1 |
Sumber | : | otomotifnet.com |
KOMENTAR