TORSI PENGENCANGAN BUSI
Saat mengecangkan busi, tidak boleh sembarangan.
Baca Juga : Biaya Peremajaan Kaki-kaki Low MPV Populer, Cukup Keluar Rp 4 Jutaan
Sebab bila terlalu kencang, bisa merusak drat busi, bahkan drat dudukannya di kepala silinder.
Sebaliknya bila terlalu kendur, dapat menyebabkan kompresi mesin bocor.
![Saat mengecangkan busi, tidak boleh sembarangan.](https://imgx.gridoto.com/crop/0x0:0x0/700x0/photo/2019/02/10/861871749.jpg)
Sama hal dengan pengencangan baut atau mur, busi juga punya torsi pengencangan tertentu.
“Beda diameter ulir busi, beda pula torsi pengencangannya,” terang Diko.
Baca Juga : Gejala Ngelitik Nissan Livina Matik, Hati-hati Memilih Bensin dan Oli
Misal busi dengan diameter ulir 18 mm, torsi pengencangan sekitar 35 – 40 Nm.
![Teknik ini sudah dibuktikannya sama hasilnya ketika diukur pakai kunci torsi.](https://imgx.gridoto.com/crop/0x0:0x0/700x0/photo/2019/02/10/912142206.jpg)
Sedangkan busi dengan diameter ulir 14 mm, torsi sekitar 25 – 30 Nm, begitu seterusnya.
Lantas bagaimana bila kita tidak punya kunci torsi buat mengencangkan busi?
“Gampang, ada tekniknya. Untuk busi baru dengan diameter ulir 14 – 18 mm, setelah busi mentok diputar pakai tangan, gunakan kunci busi, lalu putar hingga 1/2 – 2/3 putaran (180º-240º)"
Baca Juga : Awas Tertipu Ferguso! Ini Cara Mengetahui Odometer Mobkas Dimanipulasi
"Sementara busi yang telah dipakai dan akan dipasang lagi, cukup diputar 1/12 putaran (30º) saja,” cuap Diko.
Masih kata Diko, teknik ini sudah dibuktikannya sama hasilnya ketika diukur pakai kunci torsi.
Editor | : | RZ-1 |
Sumber | : | otomotifnet.com |
KOMENTAR