Sementara itu turbo variable atau VGT, rentang untuk torsi puncaknya lebih panjang, misalnya mulai dari 1.600-2.300 rpm.
Turbo VGT merupakan pengembangan dari turbo FGT.
Makanya turbo FGT sering juga disebut turbo konvensional atau "turbo jadul" (jaman dulu).
Pada turbo FGT ada kekurangan berupa turbo-lag, yaitu dimana ada "kekosongan" tenaga sebelum turbo menghembus udara padat ke dalam mesin (spool-up).
Baca Juga: Ini Alasan Mobil Mesin Turbo Harus Pakai Oli Mesin Khusus Turbo
Efeknya respons yang diterima seolah-olah terasa lambat.
Untuk mengurangi gejala turbo-lag ini, dibuatlah bilah-bilah yang membuat kompresinya bervariasi alias turbo VGT.
Bilah di turbo VGT ini bisa mengatur bentuknya sehingga pemampatan udara bisa berlangsung pada putaran lebih rendah, guna mengurangi turbo-lag tadi.
Efeknya powerband di turbo VGT pun menjadi lebih panjang.
Mana yang lebih baik? FGT atau VGT?
Untuk menjawabnya, mesti dilihat tujuan penggunakan mobil turbo diesel tersebut.
Kalau penggunaannya untuk medan tertentu saja dengan putaran mesin tertentu pula maka turbo fixed masih bisa diandalkan.
Contohnya mobil diesel turbo fixed hanya digunakan untuk melahap medan off-road atau angkutan di perkebunan dan pertambangan yang membuat mesin bekerja di putaran tertentu saja.
Namun, untuk melaju di lintasan aspal, powerband luas tampaknya lebih menyenangkan untuk menggunakan mobil diesel dengan turbo variabel alias VGT.
Baca Juga: Segini Estimasi Lama Pengerjaan Upgrade Mesin Turbo Diesel di X-Boost Station
Editor | : | optimization |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR