/photo/gridoto/2018/11/07/3920303377.jpg)
Otoseken.id - Dikabarkan, Bupati Karanganyar, Juliyatmono akan mendapatkan mobil dinas baru.
Enggak tanggung-tanggung, mobil dinas barunya berupa Jeep Wrangler JL Rubicon.
Perlu diketahui, mobil dinas yang digunakan selama ini ialah Toyota Camry dan Toyota Fortuner.
Keterangan ini didapat dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Karanganyar, Jawa Tengah dengan nilai pagu pengadaan kendaraan dinas sebesar Rp 2,1 miliar!
Jeep Wrangler Rubicon yang akan dipakai sebagai mobil dinas tipe JL, berkapasitas 1.995 cc direct injection turbo.
Baca Juga: Ingin Meminang Mobil Bekas Rp 20 Jutaan? Ini Dia 7 Pilihannya
Klaimnya, bisa menyemburkan tenaga mencapai 270 dk dengan torsi 400 Nm.
Jika sesuai rencana, Wrangler Rubicon berpelat merah itu akan datang pada 27 Desember 2019.
Jeep JL Wrangler Rubicon menjadi kasta tertinggi yang dibekali sejumlah fitur mumpuni untuk menunjang kemampuan off-roadnya.
Contohnya sistem penggerak empat roda part-time bernama Rock-Trac yang dilengkapi dengan dua differential locker di depan dan belakang.
Baca Juga: Toyota Soluna Bekas Dijual Rp 40 Juta, Kondisi Orisinal Mulus Banget!
Fitur ini bisa diaktifkan dengan tombol di dasbor.
Diambil dari kanal pricelist Gridoto.com, harga bekas Jeep Wrangler Rubicon ini paling murah Rp 500 juta.
Termahal ada dikisaran Rp 870 juta tahun 2015 dengan transmisi otomatis atau matik.
Berikut daftar harganya:
| Varian | Tahun | Spesifikasi | Harga |
| Rubicon A/T | 2010 | 3.700 cc, 229 dk | Rp 500 juta |
| Rubicon M/T | 2010 | 3.700 cc, 229 dk | Rp 550 juta |
| Rubicon A/T | 2011 | 3.700 cc, 229 dk | Rp 600 juta |
| Rubicon A/T | 2012 | 3.700 cc, 229 dk | Rp 650 juta |
| Rubicon A/T | 2013 | 3.700 cc, 229 dk | Rp 700 juta |
| Rubicon A/T | 2014 | 3.700 cc, 229 dk | Rp 780 juta |
| Rubicon A/T | 2015 | 3.700 cc, 229 dk | Rp 870 juta |
*Disclaimer
• Harga dirangkum dari pedagang mobil bekas area Jakarta dan sekitarnya.
• Harga tergantung kondisi kendaraan.
• Daftar harga disusun berdasarkan data yang diterima hingga 29 Oktober 2019
| Editor | : | ARSN |
KOMENTAR