Otoseken.id - Untuk melihat Center bearing kopel kita harus ngolong terlebih dahulu, pasalnya letaknya tersembunyi.
Bentuknya berupa bantalan karet dengan bentuk seperti donat yang di tengahnya terdapat bearing atau laher.
Ia dipasang atau dibaut di dek bawah mobil tepat di titik pertemuan kedua as kopel.
Ini karena center bearing alias gantungan kopel bertugas untuk menyatukan atau menghubungkan dua buah drive shaft.
Baca Juga: Oli Mesin Mobil Bekas Hitam? Gak Usah Panik, Gak Selamanya Jelek
Fungsinya, menjaga putaran kopel tetap pada jalurnya dan lurus.
Oleh karena posisinya tersembunyi, kondisi center bearing atau gantungan kopel ini jarang diperhatikan oleh pemilik mobil, tahu-tahu sudah rusak saja.
Paling mudah mengecek kondisi center bearing dari kondisi fisiknya saja.
Kalau bantalan karet yang berbentuk donat sudah getas, retak-retak atau bahkan pecah, maka segera ganti gantungan kopel tersebut.
Baca Juga: Suara Bletak Kopel dan Gardan Dengung, Ciri Mobil Pernah Terendam
Atau bila Anda melihat rangka atau rumah center bearing sudah terlepas dari bantalan karetnya.
Cara deteksi lain, adalah munculnya suara berisik dari kolong mobil saat mobil deselerasi.
Atau pada kecepatan tertentu, bodi mobil terasa bergetar.
Bahkan kalau parah, Anda bisa merasakan getaran bodi saat berakselerasi.
Kalau dibiarkan bisa menyebabkan kerusakan pada cross joint atau sambungan kopel terlepas.
Panduan Ganti Aki Mobil, Jenis Kering atau Basah Sah, Hindari Hal Ini
Otoseken.id - Komponen penting untuk menghidupkan mobil yaitu accu atau aki.
Tugas utama untuk menampung listrik yang akan disalurkan kepada komponen-komponen mobil.
Aki terdiri dari beberapa jenis dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Aki mobil terbagi menjadi dua, yaitu aki basah dan aki kering atau bahasa teknisnya Maintenance Free (MF).
Nah, sebenarnya boleh enggak si mengganti jenis aki di mobil?
(Baca Juga: Dampak Kabel Massa Aki Sering Disepelekan, Banyak Yang Belum Tahu)
Apa sih yang harus diperhatikan saat mengganti jenis aki mobil?
Tenang, semua akan dijawab Wory Anggodo, General Repair Astrido Toyota Pondok Cabe Jakarta Selatan.
"Sebenarnya mengganti jenis aki sah-sah saja, namun ada beberapa yang harus diperhatikan, yakni voltase dan ampere dari aki tersebut," ucap Wory.
Untuk voltase pada mobil harus 12 volt, berbeda dengan truk yang bisa mencapai 24 volt.
(Baca Juga: Nissan Elgrand Lawas Rawan Terkena 'Penyakit', Cek 2 Bagian Ini)
Sedangkan untuk ampere yakni kapasitas tenaga listrik yang bisa diterima oleh aki juga harus sama.
Sebagai contoh bila sebelumnya mobil menggunakan aki basah dan ingin menggantinya dengan aki MF, perhatikan voltase dan kapasitas ampere-nya.
Untuk keterangan voltase dan ampere aki umumnya dituliskan di badan aki, ini untuk mengidentifikasi spek aki tersebut.
Selain itu, perhatikan fisik aki itu sendiri.
(Baca Juga: Aki Honda Vario Rawan Masuk Air Saat Banjir? Ini Penjelasannya)
Di mobil-mobil sekarang yang memiliki ruang penyimpanan aki yang sudah disesuaikan oleh aki bawaan pabrik akan sulit mengganti aki dengan ukuran yang lebih besar.
"Umumnya mau aki kering atau basah bila speknya sama kebanyakan produsen aki juga memiliki ukuran yang sama. Misalnya tipe 80D26L atau yang biasanya dikenal seperti NS60L," tambah Wory.
Dan mengganti ukuran kapasitas ampere yang lebih besar atau yang lebih kecil dari spesifikasi bawaan pabrik sangat tidak disarankan.
"Untuk safety terkait kelistrikan sangat tidak disarankan, wajibnya mengikuti spek yang sudah disarankan oleh pabrikan," tutup Wory.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Jip.gridoto.com |
KOMENTAR