Otoseken.id - Banyak pemilik mobil atau motor mencampur BBM spesifikasi tinggi dengan BBM spesifikasi lebih rendah.
Tujuannya agar supaya bisa mendapatkan harga total yang lebih murah.
Namun, apakah metode mencampur BBM ini tepat untuk dilakukan?
Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam acara Ngovi (Ngobrol Virtual) bertema “Pakai BBM Rekomendasi Pabrikan, Untung atau Buntung?” yang digelar GridOto.com (27/6), menjelaskan bahwa mencampur BBM justru dapat membawa dampak buruk bagi mobil.
Baca Juga: Langkah Aman Bersihkan Komponen Karet di Ruang Mesin Mobil Bekas
Perlu diingat bahwa BBM mengandung senyawa yang dapat menyebabkan deposit atau kerak pada mesin, misalnya senyawa olefin dan aromatik.
Untuk mencegah timbulnya kerak tersebut, produsen BBM sudah menambahkan aditif deterjen.
Deterjen memiliki kadar optimum agar dapat bekerja secara efektif.
Jumlah deterjen yang terlalu sedikit atau terlalu banyak pada BBM malah justru akan menyebabkan pembentukan kerak semakin banyak.
Baca Juga: Efek Negatif Mobil Bensin Pakai Oli Mesin Mobil Diesel
“Nah, itulah yang kadang-kadang salah kaprah ketika mencampur BBM,” tegas pria yang akrab disapa Prof. Yus ini.
Dengan mencampur dua jenis BBM dengan oktan yang berbeda kita memang bisa mendapatkan kadar oktan sesuai keinginan dengan harga yang lebih rendah, namun di sisi lain terjadi juga pengenceran dan penurunan kadar aditif deterjen dalam BBM campuran tersebut.
Hal ini dikarenakan masing-masing jenis BBM memiliki kadar deterjen yang berbeda-beda atau bahkan tidak ada sama sekali.
“Makanya, meskipun secara oktan kita dapat ketika mencampur, tapi bahaya depositnya justru naik,” jelasnya.
Munculnya deposit ini dapat menyebabkan macetnya pompa bahan bakar, tabrakan antara katup dengan piston, kurangnya kompresi, hilangnya tenaga mesin, serta konsumsi bahan bakar yang boros.
Efek Negatif Mobil Bensin Pakai Oli Mesin Mobil Diesel
Otoseken.id - Oli mesin mobil bensin dan mobil diesel memiliki spesifikasi yang berbeda.
Contohnya, oli mesin bensin punya kode standar SM atau SN dan oli mesin diesel punya kode CJ-4 atau CK-4 dengan disematkan identitas heavy duty.
Kalau menggunakan oli mesin diesel di mobil mesin bensin, apakah akan memicu efek negatif pada mesin mobil?
"Kalau dilihat dari perbedaan spesifikasi oli yang mengacu standar API atau ACEA sebenarnya tidak ada pengaruh signifikan ke daya pelumasan mesin," tutur Alvin Suwarna, Director PTT Oil Indonesia kepada GridOto.com.
Baca Juga: Resiko Oli Mesin Mobil Bekas Rembes, Bisa Rugi Jutaan Rupiah
Namun menurut Alvin, yang harus diperhatikan adalah oli mesin diesel punya karakter kekentalan yang lebih tinggi daripada oli mesin bensin yang dibedakan dari kode standarnya.
"Sejatinya mesin diesel menghasilkan suhu panas lebih tinggi daripada mesin bensin saat bekerja, sehingga perlu peredaman panas dari tingkat kekentalan oli yang lebih tinggi," tekan Alvin.
Jika dipakai di mobil bensin, dikhawatirkan kekentalan oli malah membuat beban kerja mesin semakin berat karena semakin besarnya hambatan dari gerak komponen.
"Selain itu pelumasan oli di dalam mesin jadi kurang maksimal karena tidak bisa bersirkulasi naik ke bagian atas mesin karena oli terlalu kental," sebut Alvin.
Baca Juga: Mobil Non-LCGC Pakai Oli Mesin Khusus LCGC, Hal Ini yang Terjadi
Menggunakan oli mesin diesel di mobil bensin juga hanya akan membuat fungsi kadar basa oli dari Total Base Number (TBN) yang tinggi untuk menetralkan kadar asam bahan bakar jadi sia-sia.
"Mesin bensin tidak memerlukan penetralan bahan bakar, malah kalau terlalu basa hasil pembakaran tidak bisa maksimal dan mengurangi tenaga mesin," tutup Alvin.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR