Otoseken.id - Mobil bekas yang sudah berumur biasanya muncul sludge oli.
Sludge oli ini terjadinya endapan atau kerak lumpur yang biasa berada di sela-sela mesin dan penampungan oli.
Munculnya sludge oli ini bisa membuat mesin bermasalah seperti pompa oli tersumbat bahkan pelumasan menjadi tidak maksimal.
Secara umum, hal ini tidak bisa dihindari tetapi bukan berarti tidak bisa dikurangi potensi terjadinya sludge oli.
Baca Juga: Langkah Aman Bersihkan Komponen Karet di Ruang Mesin Mobil Bekas
Saat GridOto.com berbincang dengan Samsudin, National Technical Advisor Astra Peugeot, dirinya menjelaskan bahwa sludge oli pada mesin bisa diminimalisir.
"Kebiasaan orang terkadang sering ganti oli mesin tidak tepat waktu, bila dilakukan terus menerus ini yang bisa menyebabkan terbantuknya sludge oli mesin," buka Sam panggilan akrab Samsudin.
"Oli yang sudah terlalu lama tidak diganti akan mencapai titik jenuh sehingga perlahan terjadi sludge," tambahnya.
Agar terhindar dari sludge oli maka selalu biasakan mengganti oli mesin tepat di waktu yang sudah ditentukan.
Baca Juga: Cara Akurat Cek Volume Oli Mesin Mobil Bekas Pakai Dipstick
Dengan tepat waktu, oli mesin tidak mencapi titik jenuh dan mesin jauh lebih bersih.
/photo/2020/06/25/936965526.jpg)
Selain itu adalah spesifikasi oli mesin yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
Baca Juga: Cek Oli Mesin Mobil Pakai Dipstick, Begini Agar Hasilnya Akurat
"Penggunaan oli mesin yang sesuai baik viskositas, base oil sampai API service yang sudah direkomendasikan pabrikan juga bisa mengurangi sludge oli," sebutnya.
Bila memaksakan untuk menggunakan oli mesin yang tidak sesuai belum tentu sesuai dengan spesifikasi mesin mobil tersebut.
Ada baiknya selaku perhatikan jadwal penggantian oli mesin dan spesifikasinya.
Salah Kaprah Mencampur BBM, Ini Dampaknya ke Mesin Mobil
Otoseken.id - Banyak pemilik mobil atau motor mencampur BBM spesifikasi tinggi dengan BBM spesifikasi lebih rendah.
Tujuannya agar supaya bisa mendapatkan harga total yang lebih murah.
Namun, apakah metode mencampur BBM ini tepat untuk dilakukan?
Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam acara Ngovi (Ngobrol Virtual) bertema “Pakai BBM Rekomendasi Pabrikan, Untung atau Buntung?” yang digelar GridOto.com (27/6), menjelaskan bahwa mencampur BBM justru dapat membawa dampak buruk bagi mobil.
/photo/2020/06/26/1607486836.jpg)
Baca Juga: Langkah Aman Bersihkan Komponen Karet di Ruang Mesin Mobil Bekas
Perlu diingat bahwa BBM mengandung senyawa yang dapat menyebabkan deposit atau kerak pada mesin, misalnya senyawa olefin dan aromatik.
Untuk mencegah timbulnya kerak tersebut, produsen BBM sudah menambahkan aditif deterjen.
Deterjen memiliki kadar optimum agar dapat bekerja secara efektif.
Jumlah deterjen yang terlalu sedikit atau terlalu banyak pada BBM malah justru akan menyebabkan pembentukan kerak semakin banyak.
Baca Juga: Efek Negatif Mobil Bensin Pakai Oli Mesin Mobil Diesel
“Nah, itulah yang kadang-kadang salah kaprah ketika mencampur BBM,” tegas pria yang akrab disapa Prof. Yus ini.
Dengan mencampur dua jenis BBM dengan oktan yang berbeda kita memang bisa mendapatkan kadar oktan sesuai keinginan dengan harga yang lebih rendah, namun di sisi lain terjadi juga pengenceran dan penurunan kadar aditif deterjen dalam BBM campuran tersebut.
Hal ini dikarenakan masing-masing jenis BBM memiliki kadar deterjen yang berbeda-beda atau bahkan tidak ada sama sekali.
“Makanya, meskipun secara oktan kita dapat ketika mencampur, tapi bahaya depositnya justru naik,” jelasnya.
Munculnya deposit ini dapat menyebabkan macetnya pompa bahan bakar, tabrakan antara katup dengan piston, kurangnya kompresi, hilangnya tenaga mesin, serta konsumsi bahan bakar yang boros.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR