Alasannya karena harga bekasnya di tahun yang sama lebih murah dibandingkan kompotirornya, dan dapat kenyamanan yang lebih baik, serta kelas yang lebih tinggi, seperti fitur dan sebagainya.
"Dengan budget lebih minim, saya bisa dapat yang lebih dari yang lain, ujung-ujungnya budget sih ya," katanya.
Alasan Nissan Grand Livina bekas lebih murah dibandingkan kompotitornya, menurut Dandy lebih pada persepsi masyarakat terhadap brand Nissan yang kurang aware.
"Persepsi brand Nissan di benak masyarakat Indonesia memang kurang menancap di benak para konsumen," terang Dandy.
Baca Juga: Sejarah Nissan Grand Livina, 12 Tahun Mengaspal di Indonesia
Begitupun citra Nissan di masyarakat yang kurang baik soal after sales, seperti spare part-nya yang susah dan mahal, durability yang kurang baik atau komponen sering rusak.
"Padahal realitanya, harga sama tapi umurnya (spare part) lebih lama ketimbang merek sebelah," lanjutnya
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Youtube Otoseken |
KOMENTAR