Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

mobil bekas

Ini Resiko Tekanan Fuel Pump di Mobil Bekas Loyo, Efeknya Begini

ARSN,Ryan Fasha - Senin, 26 Oktober 2020 | 10:58 WIB
Ilustrasi mesin mobil
Dwi Wahyu R./GridOto.com
Ilustrasi mesin mobil

Otoseken.idDi mesin mobil teknologi injeksi dibutuhkan tekanan untuk menghasilkan pengabutan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar.

 

Tekanan pada ukuran tertentu dibutuhkan agar injektor mampu menyemprotkan bahan bakar dengan maksimal.

Ini merupakan tugas dari fuel pump atau pompa bahan bakar yang umumnya ada di dalam tangki bahan bakar.

Fuel pump akan mengisap bahan bakar dan menyalurkannya dengan tekanan yang sudah disesuaikan.

 

Baca Juga: Ciri-ciri Filter Fuel Pump Mobil Kotor, Simak Gejala-gejalanya

Kerap kali, masalah fuel pump adalah kurangnya tekanan bahan bakar dikarenakan motor fuel pump bermasalah.

Ilustrasi low-pressure fuel pump di mobil
Ryan Fasha/GridOto.com
Ilustrasi low-pressure fuel pump di mobil

"Tekanan fuel pump yang berkurang ini bisa menjadi masalah pada mesin mobil," buka Kuntarto Rahmat, Pemilik bengkel Goebuk Tune-Up.

"Kalau sampai bermasalah dan tekanan bahan bakar tidak seperti yang diminta oleh mesin efek paling bisa dirasakan adalah muncul gejala brebet," tambahnya.

Gejala brebet ini disebabkan oleh sempotan bahan bakar yang tidak terjadi pengabutan sempurna.

Baca Juga: Biaya Ganti Fuel Pump Mitsubishi Xpander di Bengkel Spesialis

Bahan bakar masih dalam bentuk partikel yang sangat besar sehingga tidak terbakar secara baik.

Selain itu juga tekanan fuel pump yang kurang bisa membuat telat semprotan bahan bakar.

Kondisi semprotan injektor
Kondisi semprotan injektor

Lari mobil pasti akan terasa seperti ada jeda dan tenaga mesin mobil tidak akan keluar maksimal.

Idelanya, tekanan fuel pump pada mobil berkisar 315-350 kpa.

Kalau sudah begini pasti membuat konsumsi bahan bakar menjadi sangat boros sob.

Campur Bahan Bakar Oktan Rendah dan Oktan Tinggi, Awas Fuel Pump Kena

Ilustrasi pompa pengisian bahan bakar di SPBU Pertamina
Dok. OTOMOTIF
Ilustrasi pompa pengisian bahan bakar di SPBU Pertamina

Otoseken.id - RON (research octane number) atau biasa disebut oktan merupakan kandungan iso oktan di dalam bahan bakar bensin (gasoline) yang memiliki rumus kimia C8H18. 

Angka oktan di Indonesia mulai dari RON 88, RON 90, RON 92, RON 95, dan RON 98.

Semakin tinggi angka RON, maka semakin mahal juga harga per liter bahan bakar tersebut.

Nah sebagian orang mengakali dengan mencapurkan RON atau oktan yang rendah dan tinggi untuk mendapatkan harga yang lebih murah.

Baca Juga: Tekanan Fuel Pump Mobil Bekas Bermasalah, Ini Gejala Yang Dirasakan

Celakanya hal tersebut malah berdampak buruk pada kendaraan Anda, hal ini diungkapkan Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam acara Ngovi (Ngobrol Virtual) yang digelar Gridoto.com.

Menurutnya, dengan mencampur dua jenis BBM dengan oktan yang berbeda, memang bisa mendapatkan kadar oktan sesuai keinginan dengan harga yang lebih rendah.

Namun di sisi lain terjadi juga pengenceran dan penurunan kadar aditif deterjen dalam BBM campuran tersebut.

Hal ini dikarenakan masing-masing jenis BBM (Bahan Bakar Minyak) memiliki kadar deterjen yang berbeda-beda atau bahkan tidak ada sama sekali.

Baca Juga: Pengaruh Kualitas Oli Mesin Mobil ke Konsumsi Bahan Bakar

“Makanya, meskipun secara oktan kita dapat ketika mencampur (BBM oktan rendan dan tinggi), tapi bahaya depositnya justru naik,” jelas pria yang akrab disapa Prof. Yus ini.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, munculnya deposit ini dapat menyebabkan macetnya pompa bahan bakar, tabrakan antara katup dengan piston, kurangnya kompresi, hilangnya tenaga mesin, serta konsumsi bahan bakar yang boros.

Perlu diketahui, BBM mengandung senyawa yang dapat menyebabkan deposit atau kerak pada mesin, misalnya senyawa olefin dan aromatik.

Untuk mencegah timbulnya kerak tersebut, produsen BBM sudah menambahkan aditif deterjen.

Baca Juga: Mobil Diesel Upgrade Turbo Harus Pakai Bahan Bakar Bagus, Fakta Atau Hoax?

Deterjen memiliki kadar optimum agar dapat bekerja secara efektif.

Jumlah deterjen yang tak sesuai, dapat minimbulkan pembentukan kerak semakin banyak.

“Nah, itulah yang kadang-kadang salah kaprah ketika mencampur BBM,” tutup Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam acara Ngovi (Ngobrol Virtual) yang digelar Gridoto.com.

Editor : ARSN
Sumber : GridOto.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa