Otoseken.id - Di mobil bekas, fuel pump punya fungsi cukup penting.
Pada sistem injeksi, fuel pump memberikan tekanan ke injektor sebelum disemprotkan menuju ruang bakar.
Kebanyakan mobil sekarang menganut in tank fuel pump atau posisi fuel pump ada di dalam tangki bahan bakar.
Ternyata komponen ini bisa mengalami masalah seperti kerusakan.
Baca Juga: Cara Mengetahui Fuel Pump Mobil Bekas Sudah Lemah, Ini Tandanya
Salah satu penyebabnya dikarenakan adanya air yang bercampur bahan bakar.
"Memang terlihat sepele ada air yang ikut di bahan bakar," buka Suparna, selaku Kepala bengkel resmi Toyota Auto2000 Cilandak kepada GridOto.com.
"Air dalam jumlah yang banyak bisa membuat kinerja fuel pump menjadi bermasalah seperti korsleting atau air ikut terisap," tambahnya
Air yang bisa masuk ke saluran bahan bakar dikarenakan posisi filter fuel pump pasti berada di bawah.
Baca Juga: Ini Resiko Tekanan Fuel Pump di Mobil Bekas Loyo, Efeknya Begini
Kalau fuel pump sampai benar-benar rusak maka tidak ada bahan bakar yang diisap.
"Harus dilakukan pengecekan secara menyeluruh sistem fuel pump," bebernya.
Kerusakan pada fuel pump harus ganti keseluruhan unit.
Jadi, jangan sampai hanya karena air di dalam tangki bikin harus rogoh kocek dalam.
Campur Bahan Bakar Oktan Rendah dan Oktan Tinggi, Awas Fuel Pump Kena
Otoseken.id - RON (research octane number) atau biasa disebut oktan merupakan kandungan iso oktan di dalam bahan bakar bensin (gasoline) yang memiliki rumus kimia C8H18.
Angka oktan di Indonesia mulai dari RON 88, RON 90, RON 92, RON 95, dan RON 98.
Semakin tinggi angka RON, maka semakin mahal juga harga per liter bahan bakar tersebut.
Nah sebagian orang mengakali dengan mencapurkan RON atau oktan yang rendah dan tinggi untuk mendapatkan harga yang lebih murah.
Baca Juga: Tekanan Fuel Pump Mobil Bekas Bermasalah, Ini Gejala Yang Dirasakan
Celakanya hal tersebut malah berdampak buruk pada kendaraan Anda, hal ini diungkapkan Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam acara Ngovi (Ngobrol Virtual) yang digelar Gridoto.com.
Menurutnya, dengan mencampur dua jenis BBM dengan oktan yang berbeda, memang bisa mendapatkan kadar oktan sesuai keinginan dengan harga yang lebih rendah.
Namun di sisi lain terjadi juga pengenceran dan penurunan kadar aditif deterjen dalam BBM campuran tersebut.
Hal ini dikarenakan masing-masing jenis BBM (Bahan Bakar Minyak) memiliki kadar deterjen yang berbeda-beda atau bahkan tidak ada sama sekali.
Baca Juga: Pengaruh Kualitas Oli Mesin Mobil ke Konsumsi Bahan Bakar
“Makanya, meskipun secara oktan kita dapat ketika mencampur (BBM oktan rendan dan tinggi), tapi bahaya depositnya justru naik,” jelas pria yang akrab disapa Prof. Yus ini.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, munculnya deposit ini dapat menyebabkan macetnya pompa bahan bakar, tabrakan antara katup dengan piston, kurangnya kompresi, hilangnya tenaga mesin, serta konsumsi bahan bakar yang boros.
Perlu diketahui, BBM mengandung senyawa yang dapat menyebabkan deposit atau kerak pada mesin, misalnya senyawa olefin dan aromatik.
Untuk mencegah timbulnya kerak tersebut, produsen BBM sudah menambahkan aditif deterjen.
Baca Juga: Mobil Diesel Upgrade Turbo Harus Pakai Bahan Bakar Bagus, Fakta Atau Hoax?
Deterjen memiliki kadar optimum agar dapat bekerja secara efektif.
Jumlah deterjen yang tak sesuai, dapat minimbulkan pembentukan kerak semakin banyak.
“Nah, itulah yang kadang-kadang salah kaprah ketika mencampur BBM,” tutup Prof. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), dalam acara Ngovi (Ngobrol Virtual) yang digelar Gridoto.com.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR