Otoseken.id - Agar mencegah kebocoran saat proses kompresi skir klep di mesin mobil bekas jadi salah satu cara ampuh.
Namun, selain skir klep ada komponen yang harus di setel ulang untuk penyesuaian.
Secara umum, mesin mobil modern sudah mengadopsi OHC atau Overhead Camshaft.
Jadi noken as langsung menekan batang klep untuk mendukung proses masuk dan keluarnya gas bakar.
Baca Juga: Penyebab Oli Mesin Mobil Bocor Dari Lubang Pembuangan, Ini Biangnya
"Jadi noken as menekan shim tappet yang berbentuk seperti topi. Dan ukuran shim tappet ini bermacam-macam yang berfungsi untuk mendapatkan celah klep sesuai standar," ucap Harry Kepala Mekanik Auto Clinic yang beralamat di Harapan Indah, Bekasi.
Dengan melakukan skir klep maka posisi klep akan lebih naik ke atas atau klep lebih masuk ke dalam dudukannya.
![shim tappet klep](https://imgx.gridoto.com/crop/0x0:0x0/700x0/filters:watermark(file/2017/gridoto/img/watermark_otoseken.png,5,5,60)/photo/2019/10/02/1813469670.jpeg)
Ini yang akan menjadi masalah bila masih menggunakan shim tappet bawaan mobil.
"Angka shim tappet ini harus diatur ulang agar mendapatkan celah klep kembali sesuai standar," tambah Harry.
Baca Juga: Hal Ini Penyebab Berkurangnya Oli Mesin di Mobil Bekas, Bikin Jebol
Bila tidak dilakukan penyesuaian di shim tappet maka celah klep akan menjadi sangat sempit.
"Betul, shim tappet harus dilakukan penyesuaian agar mendapatkan celah klep kembali standar. Karena setelah skir klep maka posisi klep akan lebih ke atas," sebut Didi Ahadi, Technical Service Toyota Astra Motor (TAM).
![shim tappet langsung bersinggungan antara noken as dan klep](https://imgx.gridoto.com/crop/0x0:0x0/700x0/filters:watermark(file/2017/gridoto/img/watermark_otoseken.png,5,5,60)/photo/2019/10/02/4092645431.jpeg)
Celah klep yang tidak standar atau cenderung lebih rapat akan menyebabkan beberapa masalah seperti mesin cepat panas atau tarikan mobil menjadi lebih loyo.
Ini dikarenakan saat panas klep tidak tertutup sempurna sehingga masih ada kebocoran.
Jangan lupa lakukan penyesuaian ya.
Ini Resiko Ganti Oli Mesin Mobil Bekas di Luar Kode SAE Pabrikan
Otoseken.id - Banyak beredar jenis oli berbagai jenis tingkat kekentalan oli alias kode Society Of Automotive Engineer (SAE) di pasaran.
Setiap pabrikan memiliki spesifikasi oli untuk mobil buatannya, terutama tingkat kekentalan (kode SAE) yang mengikuti kebutuhan mesin.
Oli mesin tersebut pastinya bisa melumasi komponen di dalam mesin dan memberikan perlindungan maksimal serta mampu meredam panas.
![Ilustrasi mengisi oli mesin](https://imgx.gridoto.com/crop/0x0:0x0/700x0/filters:watermark(file/2017/gridoto/img/watermark_otoseken.png,5,5,60)/photo/gridoto/2018/03/05/632419319.jpg)
Namun, banyak pemilik mobil coba-coba mengganti oli mesin di luar spesifikasi kode SAE rekomendasi pabrikan.
Baca Juga: Ini Gejala Kerusakan di Mesin Mobil Bekas Yang Jarang Dipanaskan
Ini tindakan berisiko karena bisa membuat mesin bermasalah.
"Kalau mengganti oli mesin itu sebaiknya mengikuti rekomendasi pabrikan karena itu semua sudah dianalisa," buka D. Wahyu Bawono, Business Development Manager PT Pana Oil Indonesia.
![Ilustrasi membuang oli mesin dengan membuka baut pembuangan oli atau drain plug](https://imgx.gridoto.com/crop/0x0:0x0/700x0/photo/2020/05/14/3499003469.jpg)
"Pabrikan pastinya sudah memberikan toleransi berapa kekentalan yang bisa digunakan," tambahnya.
Bila memang spesifikasi oli yang digunakan terlampau jauh maka bisa menimbulkan masalah.
Baca Juga: Penyebab Mobil Bekas Bisa Gagal Lolos Uji Emisi Gas Buang, Ini Biangnya
Semisal menggunakan oli mesin jauh lebih kental bisa menyebabkan mesin mudah panas.
Panas berlebih ini diakibatkan oli mesin lama menjangkau bagian-bagian yang sempit.
"Oli enggak mampu meredam gesekan yang menghasilkan panas sehingga mesin menjadi mudah panas," sebutnya.
Pun demikian dengan penggunaan oli mesin yang jauh lebih encer.
Baca Juga: Pentingnya Kalibrasi Mesin Mobil Diesel Common-rail Secara Rutin
Misalnya rekomendasi pabrikan menggunakan spesifikasi oli 15W-40 lalu dipaksakan menggunakan oli 0W-20 maka mesin juga bisa bermasalah.
"Biasanya kalau jauh lebih encer bikin gesekan semakin tinggi yang menyebabkan bunyi si dalam mesin lebih terdengar," tutup Bawono.
Editor | : | ARSN |
KOMENTAR