Otoseken.id - Pemilik mobil masih ada yang bingung membedakan indikator suhu mesin berwarna merah dan biru.
Indikator suhu mesin di panel instrumen memiliki logo seperti alat termometer, ada yang berbentuk hanya lampu peringatan warna merah dan biru dan ada juga yang model jarum.
Nah buat kalian yang masih bingung, indikator suhu radiator yang menyala berwarna biru maupun merah ini tentu saja memiliki arti yang berbeda.
Jika indikator suhu radiator berwarna biru, artinya suhu mesin masih dalam keadaan dingin, sedangkan jika berwarna merah, artinya suhu mesin terlalu panas (overheat).
Tanda suhu mesin sudah ideal adalah ketika mesin dalam kadaan hidup dan lampu indikator suhu radiator dalam keadaan mati.
Selain indikator suhu model lampu merah atau biru, ada juga indikator suhu radiator yang model jarum, jika jarum menunjuk ke huruf 'H' menandakan Hot atau panas, dan tanda 'C' artinya Cold atau dingin.
Untuk tanda suhu mesin yang ideal pada model jarum, posisi jarum berada di tengah-tengah antara 'H' dan 'C'.
Mesin Mengalami Overheat, Ini 4 Penyebab Radiator Mobil Bermasalah
Radiator memiliki fungsi untuk sistem pendinginan mesin, radiator memiliki beberapa bagian, diantaranya tangki air bagian atas (upper tank), tangki bagian bawah (lower water tank), dan radiator core pada bagian tengahnya.
Radiator mobil bekerja menggunakan coolant atau air radiator untuk melakukan proses pendinginan mesin
Mesin yang mengalami overheat salah satu faktornya karena adanya malfungsi radiator mobil.
Nah Suzuki memberikan tips apa saja penyebab radiator mobil mengalami masalah.
1. Umur radiator
Walaupun radiator termasuk komponen slow moving, namun radiator yang sudah berumur seiring pemakaian, komponen ini akan menurun kinerjanya.
Baca Juga: Wah, Ini Bahaya Suhu Rem Cakram Mobil Terlalu Panas Bagi Pengereman
Biasanya umur radiator berkisar antara 5 tahun sampai 10 tahun.
2. Saluran radiator terhambat
Penggunaan air radiator yang tidak semestinya dan kurangnya memperhatikan kondisi air radiator, lama kelamaan akan muncul kotoran yang menghalangi jalur distribusi air radiator.
Kalau sudah terhambat, panas dari mesin tidak dapat disalurkan ke elemen pelapas panas radiator.
Pengecekan kondisi air radiator (coolant) dan penggantian air radiator sebaiknya dilakukan setiap interval 30 ribu atau 40 ribu kilometer.
Baca Juga: Simak Nih, Resikonya Jika Radiator Mobil Bekas Dibiarin Bocor
3. Terkena benda asing
Umumnya letak radiator berada di depan mesin dengan kisi-kisi atau gril yang terbuka supaya mendapatkan sirkulasi udara.
Karena letaknya yang di depan, membuat radiator berisiko terkena benturan benda asing seperti batu kerikil, hewan, dan sebagainya.
Jika benturan yang terlalu keras, dinding radiator akan mengalami kerusakan dan terjadi kebocoran.
4. Komponen karet dan plastik yang getas
Komponen di ruang mesin seperti selang radiator yang terbuat dari karet, dan tabung reservoir yang terbuat dari plastik, jika tidak dirawat dengan baik akan mengalami getas.
komponen pendukung tersebut jika mengalami getas akibat kurangnya perawatan, bisa menyebabkan kebocoran.
Editor | : | ARSN |
KOMENTAR