Hal tersebut dikarenakan BioSolar rentan terdapat kandungan air, kotoran dan sulfur berlebih akan menyumbat kerja pompa common-rail-nya.
“Jalur bahan bakar di common-rail sangat kecil dan presisi. Sehingga jika solar tercemari sedikit saja, maka akan membuat tekanan pompa common-rail berkurang atau bahkan tersumbat,” wanti Mardiono.
Sebagai antisipasinya, dengan mempersingkat waktu perawatan berkala pada mesin diesel common-rail.
Tujuannya, agar timbunan kotoran dan sulfur tak terlalu lama mengendap di tangki bahan bakar dan filter solar.
Baca Juga: Begini Efek Katup EGR di Mesin Mobil Diesel Common-rail Kotor
Sebagai contoh pada Captiva, waktu servis normalnya setiap 30 ribu km.
Namun jika sering menggunakan BioSolar, maka disarankan untuk memajukan waktu servis hingga setengah dari yang disarankan buku panduan servis, yakni setiap 10-15 ribu km.
Perawatan berkala yang lebih cepat, dikarenakan kedua tempat tersebutlah tempat paling rawan untuk air, kotoran dan sulfur mengendap.
“Filter solar yang kotor akan membuat timbunan kotoran bisa masuk ke injektor, sehingga menyebabkan kerusakan pada injektor,” wanti Faizal.
FYI, Harga untuk sebuah injektor common-rail sendiri cukup mahal, yakni berkisar antara Rp 6-8 juta untuk satu unit injektornya.
KOMENTAR