Otoseken.id - Yamaha R25 generasi pertama tahun 2014 hingga 2017 kondisi bekas harganya makin menggiur, sudah Rp 27 - 40 jutaan.
Di sektor mesin, Yamaha R25 dibekali mesin 250 cc 2-silinder sejajar, DOHC, berpendingin cairan.
Dengan mesin tersebut, tenaga yang dihasilkan diklaim mencapai 35,5 dk pada 12.000 rpm serta torsi 22,6 Nm pada 10.000 rpm
Namun sebelum membeli R25 bekas generasi pertama ini, ada baiknya mengetahui penyakitnya terlebih dahulu biar enggak pusing saat merawatnya.
Baca Juga: Masih Enggak Percaya, Yamaha R25 Bekas Harganya Tinggal Rp 30 Jutaan
Penyakit Yamaha R25 Bekas
Penyakit yang sering ditemui atau penyakit khas Yamaha R25 generasi pertama ini adalah pada bagian pompa oli.
"Yamaha R25 itu masalah yang paling sering metalnya abis karena gigi pompa olinya itu dari plastik, jadi gampang patah," buka Arjuna Kiki Gunawan, Owner bengkel Wartech Racing Motosport (WRM).
Pria yang akrab disapa Black ini melanjutkan, akibat gerigi pompa oli yang patah, menyebabkan sirkulasi oli tidak dan lancar, dampaknya melat duduk dan metal jalan jadi baret.
Baca Juga: Motor Sport 250 cc Harus Pakai BBM di atas RON 92, Fakta Atau Hoax?
Bahkan dampak terparahnya, bisa membuat setang piston jadi macet.
enyebab gigi pompa oli patah biasanya dari faktor penggunaan yang kasar dan sering disentak gasnya.
"Kalau jarak tempuh pada dasarnya enggak bisa jadi patokan penyebab gigi pompa oli rusak," sebutnya.
"Meskipun odometer rendah tapi bisa saja gigi pompa oli patah, tergantung pemakaiannya," beber Black lagi.
Lebih lanjut Black memberikan solusi supaya gigi pompa oli enggak gampang patah.
"Biasanya kami custom pompa oli pakai besi, biayanya Rp 150 ribu, kalau mau terima beres sekalian pasang Rp 450 sampai Rp 500 ribu," pungkasnya.
Tips beli Yamaha R25 bekas hal yang paling penting adalah periksa kondisi mesinnya.
Kalau enggak ada suara yang aneh-aneh kayak ngelitik atau kasar itu mesin masih normal," katanya
Selain mesin, komponen lainnya yang patut diperhatikan ialah sektor kaki-kaki dan juga sasis, guna mengetahui apakah motor pernah mengalami insiden kecelakaan.
"Kalau sudah pernah kecelakaan dan ada yang di-press pasti enggak bakal bisa sempurna lagi. Pasti ada saja bekasnya dan enggak enak dikendarai," imbuhnya.
Sebagai bahan pertimbangan juga dapat berpatokan pada odometer, semakin sedikit jarak tempuhnya besar kemungkinan mesin dalam kondisi bagus.
"Kalau jarak tempuhnya masih rendah, kecil kemungkinan adanya kerusakan pada jeroan mesin," tutup Arjuna Kiki Gunawan, Owner bengkel Wartech Racing Motosport (WRM).
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR