BERANI NOLAK BARANG
Lalu apa jurusnya sehingga dipercaya konsumen?
Salah satunya berani menolak barang.
“Berani nolak barang. Kalau enggak masuk (kualitas) kita tinggal,” tegasnya.
“Kayak kemarin ada orang datang ke kita R25”
“Harganya tau kan berapa. Paling murah 31-32 jutaan”
“Ada orang nawarin kita 20 juta,barangnya sehat gada masalah”
“Pelat DK tapi enggak ada tanda tangan pemilik pertama, enggak ada kuitansi pemilik pertama”
“Dia bilang, pemiliknya utang sama dia”
“Tapi saya enggak mau. Padahal kalau saya jual 30 juta, orang berebutan dan 10 juta di depan mata”
“Soalnya nanti pas laku, blokir pencurian lah, blokir itulah, pusing kita”
“Mending enggak ambil,” tutur Willy.
“Itu dari surat menyurat, apalagi barang busuk,” tambahnya.
PERCAYA KARMA
Di cabang Kedoya, ia punya 10 anak buah.
Semua bekerja dalam koordinasinya.
“Kualitas, orang ngerti motor kita, bukan cuma bagus di foto”
“Kondisi minimal barang kita 95 persen”
“Kalau ngomong kilometer, batas tentu ada, 15 ribu (km) kita udah males”
“Tapi kita sering nemuin motor yang kilometernya udah 15 ribu tapi jauh lebih segar dari yang 5 ribu, itu real”
“Jadi kalau spidometer kita tukar nih, orang percaya, seger yang 5 ribu”
“Semua tergantung perawatan”
Baca Juga : Kawasaki ER-6n Seken, Harga Masuk, Tapi Awas Karat di Tangki
Ia menolak memainkan reset odometer dengan alasan karma.
“Kalau reset, kita percaya karma sih”.
“Sori, bukan ngomongin kompetitor”
“Soalnya dulu (ada show room) udah kebukti banyak yang komplen, sekarang enggak tau”
“Ramenya sampe youtube”
“Ini motor punya saya, kondisi motor sekian puluh ribu. Eh tau-tau teman klubnya beli motor yang itu, eh kok jadi goceng (5 ribu) kilometernya”
“Udah kebukti. Pokoknya kalo begitu karma balik ke kita”