KJV Motorsport, Usaha Anak Muda Membalik Stigma Motor Bekas Itu Busuk

Iday - Kamis, 24 Januari 2019 | 14:30 WIB

Willy KJV (Iday - )

Otoseken.id – Tak dipungkiri, zaman dulu berurusan sama motor bekas itu susah susah gampang.

Susahnya karena konsumen kadang malah berhadapan dengan penjual nakal.

Jika tidak, dihadapkan pada harga mahal yang bikin enggak rela untuk membeli.

Sementara, soal kualitas masih untung-untungan.

Tapi sekarang image tersebut mulai banyak ditepis.

Konsumen mulai punya tempat yang dipercaya untuk jual beli motornya.

“Dulu anggapan orang motor bekas itu busuk”

“Apalagi ada istilah mafia, orang punya stigma buruk banget,” ujar Willy KJV, bos KJV Motorsport, dealer yang banyak bermain di motor bekas 250 cc.

Baca Juga : Kawasaki Ninja 250 FI Seken, Jangan Percaya Angka Rendah di Odometer

Ia lantas menceritakan pengalaman buruknya dengan motor bekas.

“Saya dulu beli motor juga pernah dibohongin”

“Beli motor pakai uang Sincia (tahun baru), mogok, oli bocor dan abis, trus ganti mesin”

“Beli motor 4 juta, ganti mesin 2 juta”

“Dulu uang segitu buat saya gede banget buat saya,” ungkap Willy kepada Otoseken.id di show roomnya di Jl. Kedoya Pesing, Jakbar.

Setelah dewasa dan merintis usaha lima tahun lalu, ia mulai banyak belajar memahami pasar.

Persisnya setelah ia kembali dari Taiwan.

Baca Juga : Yamaha NMAX 155 ABS Seken, Sensor ABS Ngaco, Buruan Deh Periksa Ini

“Sampai kita pulang. Berapa kali beli, kita ambil barang yang kurang lah ya”

“Dulu dulu pas kita awal-awal belajar.

“Tapi makin ke sini hampir gak ada,” ujar Willy.

Ia mengaku, dari 1.500-an unit yang dijual hanya 3-4 unit yang kena komplain.

“Kita jujur jual motor hampir 1.500 unit”

“Kita baru kena komplain parah baru 3-4 unit. Saya gak bohong”

“Itu pun kita ganti unit”

“Saya nombok dikit. Jadi orang punya trust ke KJV tinggi banget,” paparnya.

Kini, orang dengan mudah membeli karena unsur kepercayaan terhadap dealer.

“Yang penting kondisi motor mesin orisinal kayak pabrik, Anda enggak usah takut dibohongin”

“Enggak mungkin Anda pakai terus rusak, oli bocor,” ulas Willy yang berusia 27 tahun ini.

BERANI NOLAK BARANG

Lalu apa jurusnya sehingga dipercaya konsumen?

Salah satunya berani menolak barang.

“Berani nolak barang. Kalau enggak masuk (kualitas) kita tinggal,” tegasnya.

“Kayak kemarin ada orang datang ke kita R25”

“Harganya tau kan berapa. Paling murah 31-32 jutaan”

“Ada orang nawarin kita 20 juta,barangnya sehat gada masalah”

“Pelat DK tapi enggak ada tanda tangan pemilik pertama, enggak ada kuitansi pemilik pertama”

“Dia bilang, pemiliknya utang sama dia”

“Tapi saya enggak mau. Padahal kalau saya jual 30 juta, orang berebutan dan 10 juta di depan mata”

“Soalnya nanti pas laku, blokir pencurian lah, blokir itulah, pusing kita”

“Mending enggak ambil,” tutur Willy.

“Itu dari surat menyurat, apalagi barang busuk,” tambahnya.

Iday/Otoseken
KJV Motorsport Kedoya, 50 persen omset datang dari show room ini

PERCAYA KARMA

Di cabang Kedoya, ia punya 10 anak buah.

Semua bekerja dalam koordinasinya.

“Kualitas, orang ngerti motor kita, bukan cuma bagus di foto”

“Kondisi minimal barang kita 95 persen”

“Kalau ngomong kilometer, batas tentu ada, 15 ribu (km) kita udah males”

“Tapi kita sering nemuin motor yang kilometernya udah 15 ribu tapi jauh lebih segar dari yang 5 ribu, itu real”

“Jadi kalau spidometer kita tukar nih, orang percaya, seger yang 5 ribu”

“Semua tergantung perawatan”

Baca Juga : Kawasaki ER-6n Seken, Harga Masuk, Tapi Awas Karat di Tangki

Ia menolak memainkan reset odometer dengan alasan karma.

“Kalau reset, kita percaya karma sih”.

“Sori, bukan ngomongin kompetitor”

“Soalnya dulu (ada show room) udah kebukti banyak yang komplen, sekarang enggak tau”

“Ramenya sampe youtube”

“Ini motor punya saya, kondisi motor sekian puluh ribu. Eh tau-tau teman klubnya beli motor yang itu, eh kok jadi goceng (5 ribu) kilometernya”

“Udah kebukti. Pokoknya kalo begitu karma balik ke kita”

Iday/Otoseken
KJV Motorsport, kualitas motor sudah dipercaya

Willy lantas mengungkapkan pengalamannnya menolak motor mulus di depan mata.

“Saya dapet Z250, ban asli, radiator rapi, dibawa juga enak banget”

“Dicek sama anak buah saya, spidometer lem-leman”

“Saya enggak mau ambil”

“Meski mungkin dibuka karena kacanya pecah, mungkin berembun dan dirapiin, tapi saya udah gak kompromi”

“Sekarang diambil show room lain. Padahal murah dan saya lagi butuh, enggak adaZ250,” pungkasnya.