Terkuak! Ini Perilaku Berkendara Yang Bikin Transmisi CVT Mobil Jebol

Taufan Rizaldy Putra - Jumat, 8 Februari 2019 | 18:44 WIB

Ilustrasi. Mobil bertransmisi CVT (Taufan Rizaldy Putra - )

Otoseken.id - Transmisi CVT pada mobil-mobil yang dijual di Indonesia hari ini memang menjanjikan kenyamanan dan kehalusan berkendara.

Namun, ternyata kenyamanan itu bisa berganti kengerian jika tak dirawat dan digunakan dengan baik.

Karena biaya memperbaiki CVT yang rusak bisa mencapai belasan bahkan puluhan juta rupiah.

"Kalau sudah rusak, dia (CVT) enggak bisa diganti satuan. Harus ganti semua satu assy. Karena meskipun cuma beltnya saja misalnya yang awalnya rusak, itu bakal merusak pulley juga," ungkap Hermas, pemilik Worner Matik, bengkel spesialis transmisi otomatis di Bintaro, Tangerang Selatan.

(Baca Juga : Bedah Spesifikasi, Desain dan Fitur Yamaha Soul GT dan Mio J)

Ia menjelaskan bahwa mayoritas kerusakan transmisi CVT terjadi karena perilaku berkendara yang kurang tepat.

"Contohnya seperti membawa mobil agresif, digas-gas terus kayak mobil sport. Rasio CVT dirangkai dari belt dan pulley, kalau terlalu cepat gerakannya belt bisa selip dan menimbulkan kerusakkan," ujarnya.

Taufan R. P./Otoseken
Belt dan pulley CVT

Selain itu perilaku saat lalu lintas stop and go di lampu merah pun harus diperhatikan.

"Kalau di lampu merah, masukkan gigi D dulu, baru lepas rem tangan. Itu untuk mempersiapkan kinerja transmisinya," tambah Hermas.

(Baca Juga : Naksir Mazda Biante Bekas, Perhatikan Tiga Hal Ini Sebelum Membeli)

"Kebanyakan orang lepas rem tangan dulu baru masukkin gigi, itu salah satu yang membuat CVT tidak awet."

Selain itu, Hermas juga mengingatkan untuk merawat transmisi dengan memperhatikan waktu pergantian oli.

"Jakarta kan macet, jadi anggap saja jarak tempuh lebih jauh. Jadi kalau bisa ganti oli transmisi lebih cepat dari anjuran buku servis," tutupnya.