Otoseken.id - Sama seperti komponen mesin lainnya, timing belt atau timing chain memiliki batas usia dan pemakaian.
Biasanya untuk penggantian timing belt bisa sampai 80.000 km, tapi tergantung kondisi.
Artinya bisa saja timing belt atau timing chain mesti diganti sebelum batas jarak tempuh (kilometer) yang ditentukan pabrikan pembuat mobil.
Faktor-faktor apa yang bisa menyebabkan usia pakai timing belt atau timing chain lebih pendek?
Baca Juga : Modal Cairan Seharga Rp 125 Ribu, Bodi Mobil Mulus Tanpa Noda Aspal Menempel
Pertama, semakin sering mesin bekerja dengan keras, semakin besar pula kemungkinan timing belt cepat rusak.
“Namun, saat ini mobil sudah pakai timing chain karena memiliki usia pakai yang lebih panjang dari timing belt,” jelas Rudi Ganefia, Workshop Head Auto2000 Krida, Cilandak, Jakarta Selatan..
Walau begitu, menurut Rudi, usia timing chain juga bisa lebih pendek atau mengalami kerusakan jika Anda sering telat mengganti oli mesin.
“Kalau sering telat ganti oli mesin gir akan cepat aus, dan jika didiamkan rantai bisa putus,” ucap Rudi.
Baca Juga : Waduh! Kabel Kopling Kerap Putus Efek Komponen Ini Kekerasan
Nah, Anda juga bisa mendeteksi kerusakan timing belt atau timing chain.
“Untuk mendeteksi bisa dengan mendengarkan suara di mesin, jika terdengar suara aneh bisa jadi petanda timing belt atau timing chain bermasalah,” bisik Rudi.
Biasanya kalau timing belt atau timing chain bermasalah akan mengeluarkan suara bising dari mesin.
Cara kedua dengan melihat fisik dari timing belt atau timing chain tersebut.
Baca Juga : Awas! Salah Kode Busi di Motor Injeksi Bikin Komponen Mahal Ini Jebol
“Untuk lebih pastinya periksa fisik timing belt, lepas, kemudian balik, dan tekuk jika terlihat retak-retak maka harus diganti.” katanya lagi.
“Atau jika gerigi pada timing belt ada yang ‘ompong’ juga harus diganti,” imbuh Rudi.
Rudi juga mengungkapkan untuk timing chain Anda bisa melihat dan merasakan jika gir sudah tajam maka harus dilakukan penggantian.
“Untuk mengganti timing chain harus diganti gir dan rantainya, agar kinerjanya tetap optimal dan lebih tahan lama,” kata Rudi lagi.