"Yang 318i pakai mesin M43 dan N42, sama-sama empat silinder. Itu generasi pertama dan LCI. Kalau 325i pakai mesin M54 enam silinder," ungkapnya.
Bicara penyakit untuk varian 318i, Hadi justru menyarankan calon pembeli untuk menghindari mesin N42 karena lebih rewel.
"Masalahnya sama nih 318i, biasanya ada di sil klepnya. Gejalanya kalau sudah keluar asap putih dari knalpot. Tapi kalau yang pakai mesin N42 siap-siap saja transmisi juga sering trouble," kukuhnya.
Selain sil klep, Hadi meyakini bahwa 318i dengan mesin M43 cenderung 'badak' dan jarang bermasalah.
"Mesin N42 digantikan mesin N46 tahun 2004, karena BMW mikirnya ini mesin banyak masalah. Tapi ternyata sama saja, masih banyak trouble juga," jelasnya.
Untuk varian 325i, lagi-lagi Hadi mengungkapkan bahwa permasalah mesin ada di bagian internal.
"Kalau 325i pakai mesin M54, ini ring pistonnya yang bermasalah. Jadi mesinnya ikut minum oli. Harus sering-sering dipantau dari dipstick kalau olinya berkurang banyak," ujar Hadi.
Ia menyatakan bahwa permasalahan tersebut munculnya dari ring piston.
"Solusinya pakai ring piston dari saudaranya, mesin M52TU, itu 3 ring dan lebih kuat," bebernya.
Selain itu, Hadi hanya menyebutkan masalah-masalah lainnya cenderung umum.
"Ya seumumnya mobil sudah berumur lah, kaki-kaki diperhatikan, bushing-bushing, terus karet-karetnya. Karena yang kayak gitu kan getas karena umur ya," jelas Hadi.
"Oh iya, kalau punya BMW, bagian pendinginan alias radiator juga kudu disayang-sayang. Harus sering diperhatikan. Terutama water pump biasanya impellernya getas. Dan expansion tanknya juga getas karena bahannya plastik dan kemakan usia," tambahnya.
Jika hal tersebut diperhatikan oleh pemilik, Hadi meyakini bahwa sedan asal Jerman ini akan terhindar dari penyakit overheating.
Baca Juga: 5 Penyebab Mobil Boros Bahan Bakar, No.3 Sering Banget Kejadian