Inilah Potensi Penyakit BMW E46 Bekas, Harap Perhatikan Sebelum Beli

Dok Grid - Jumat, 1 September 2023 | 13:54 WIB

BMW Seri-3 E46 diproduksi dari 1999 - 2004 (Dok Grid - )

Otoseken.id - BMW Seri 3 E46 kini sudah berusia 20 tahun, namun tampilannya kerap dinilai masih cocok untuk 'bergaul' dengan sedan-sedan yang usianya lebih muda.

Di pasar mobil seken, mobil ini sudah banyak dibanderol di kisaran Rp 100 juta ke bawah.

Bahkan untuk varian 318i yang belum LCI harganya sudah menyentuh Rp 60 jutaan.

Dengan desain timeless yang apik dan harga yang terjangkau, tak ayal mobil ini sering dijadikan alternatif pilihan mobil seken bagi mereka yang ingin mencari mobil pertama dengan tampilan eksekutif.

Kami pun bertanya pada Mashadi, punggawa bengkel Exclusive Garage yang sering menangani dan juga penghobi BMW mengenai penyakit dari sedan Jerman ini.

"Kalau di area mesin, tergantung nih, E46 yang mana? Karena ada beberapa varian ya," sebut pria yang akrab disapa Hadi.

"Kita ambil yang paling sering diambil orang saja ya, 318i dan 325i."

Hadi menyebut bahwa 318i dan 325i menggunakan basis mesin yang berbeda, empat silinder dan enam silinder.

Baca Juga: Trik Jitu Cara Pengecekan Saat Meminang Mobil Nissan Grand Livina Bekas

Muhammad Ermiel Zulfikar
BMW E46 yang sedang diservis

"Yang 318i pakai mesin M43 dan N42, sama-sama empat silinder. Itu generasi pertama dan LCI. Kalau 325i pakai mesin M54 enam silinder," ungkapnya.

Bicara penyakit untuk varian 318i, Hadi justru menyarankan calon pembeli untuk menghindari mesin N42 karena lebih rewel.

"Masalahnya sama nih 318i, biasanya ada di sil klepnya. Gejalanya kalau sudah keluar asap putih dari knalpot. Tapi kalau yang pakai mesin N42 siap-siap saja transmisi juga sering trouble," kukuhnya.

Selain sil klep, Hadi meyakini bahwa 318i dengan mesin M43 cenderung 'badak' dan jarang bermasalah.

"Mesin N42 digantikan mesin N46 tahun 2004, karena BMW mikirnya ini mesin banyak masalah. Tapi ternyata sama saja, masih banyak trouble juga," jelasnya.

Untuk varian 325i, lagi-lagi Hadi mengungkapkan bahwa permasalah mesin ada di bagian internal.

"Kalau 325i pakai mesin M54, ini ring pistonnya yang bermasalah. Jadi mesinnya ikut minum oli. Harus sering-sering dipantau dari dipstick kalau olinya berkurang banyak," ujar Hadi.

Ia menyatakan bahwa permasalahan tersebut munculnya dari ring piston.

"Solusinya pakai ring piston dari saudaranya, mesin M52TU, itu 3 ring dan lebih kuat," bebernya.

Dok. Auto Bild Indonesia
Dapur pacu BMW E46 sempat berganti beberapa kali

Selain itu, Hadi hanya menyebutkan masalah-masalah lainnya cenderung umum.

"Ya seumumnya mobil sudah berumur lah, kaki-kaki diperhatikan, bushing-bushing, terus karet-karetnya. Karena yang kayak gitu kan getas karena umur ya," jelas Hadi.

"Oh iya, kalau punya BMW, bagian pendinginan alias radiator juga kudu disayang-sayang. Harus sering diperhatikan. Terutama water pump biasanya impellernya getas. Dan expansion tanknya juga getas karena bahannya plastik dan kemakan usia," tambahnya.

Jika hal tersebut diperhatikan oleh pemilik, Hadi meyakini bahwa sedan asal Jerman ini akan terhindar dari penyakit overheating.

Baca Juga: 5 Penyebab Mobil Boros Bahan Bakar, No.3 Sering Banget Kejadian