Ini Penyakit Yang Sering Muncul di SUV Transmisi Manual, Banyak Yang Gak Nyadar

Nabiel Giebran El Rizani,ARSN - Rabu, 26 Februari 2020 | 10:37 WIB

Illustrasi transmisi manual (Nabiel Giebran El Rizani,ARSN - )

Otoseken.idKemacetan di daerah ibu kota sudah menjadi sesuatu yang merajalela, namun mobil manual masih banyak peminatnya.

Tapi, seiring pemakaian mobil bertransmisi manual tidak selamanya dalam kondisi yang prima.

Kerusakan pada transmisi manual biasanya ditandai dengan performa yang menurun.

“Ketika transmisi manual bermasalah, saat menghadapi medan menanjak terasa berat sehingga butuh lebih banyak tenaga,” ucap Sanusi, Workshop Head Isuzu Astra Biz Centre BSD, Tangerang.

Sanusi mengungkapkan, jika kendaraan tidak kuat menanjak diiringi mesin menggerung keras, bisa jadi kampas kopling sudah aus dan harus diganti.

Baca Juga: Agar Tak Dikibuli, Ini Trik Mudah Mendeteksi SUV Bekas Yang Enggak Sehat

“Dalam keadaan darurat, Anda hanya perlu mendinginkan transmisi dan mengemudi dengan cara yang halus,” ungkap Sanusi.

Selain itu, masalah juga sering ditandai dengan kopling yang keras ketika diinjak.

“Hal itu disebabkan oleh cover clutch komponen dari kopling yang mengalami masalah, karena di cover clutch terdapat per yang membuat pedal kopling menjadi keras saat diinjak,” papar Sanusi.

Masalah selanjutnya adalah tuas transmisi yang sulit dikontrol.

“Hal ini dikarenakan komponen bushing atau synchromesh transmisi mengalami masalah, sehingga transmisi susah masuk gigi dan terkadang masuk ke gigi netral,” jelas Sanusi.

Menurut Sanusi, perhatikan juga bagian girboks apakah ada rembesan oli.

“Jika iya, maka pertanda ada kebocoran seal girboks karena sudah mengeras, kalau sudah seperti itu Anda harus menggantinya,” tutur Sanusi.

Agar Tak Dikibuli, Ini Trik Mudah Mendeteksi SUV Bekas Yang Enggak Sehat

Auto Bild Indonesia
Big SUV

Otoseken.id - Sobat ingin meminang SUV bekas? tergiur dengan kilometer yang masih sedikit atau rendah?

Pemilik harus hati-hati dikibuli oknum nakal pedagang dengan cara memutar mundur odometer.

Manipulasi odometer cukup merugikan pengguna SUV bekas.

Karena dari angka-angka yang tertera pada panel meter itu, pemilik baru bisa membayangkan, seharusnya mobil yang akan dibeli sudah melakukan servis rutin berapa kali, atau menandai komponen apa saja yang sudah diganti.

”Kan kelihatan, kalau odometer sudah 100.000 km, berarti sudah dua kali servis besar (40.000 km dan 80.000 km). Komponen yang harus diganti termasuk oli-oli harusnya terdeteksi. Kalau diputar (mundur), pemilik baru susah mencari panduannya,” ujar Rusdi Sopandi, Manajer Mekanik Misterbrum.id.

Baca Juga: Trik Jitu dan Mudah Hilangkan Suara Bising Khas Mesin Diesel

Rusdi juga mengatakan bahwa sebenarnya sangat sulit mendeteksi odometer yang asli atau sudah diputar mundur.

Kecuali, SUV bekas yang akan dijual selalu servis rutin di bengkel resmi, dari sinilah sejarah servis bisa diketahui plus jarak tempuh terakhir.

Kalau pun servis tidak di bengkel resmi, atau mobil sudah melewati masa garansi servis?

Cara mengeceknya secara manual berdasarkan feeling.

Begini langkah yang harus diikuti:

Langkah pertama, selalu tanyakan sejarah servis.

Kalau pun setelah km tertentu tak lagi servis di bengkel resmi, paling tidak ada di buku panduan servis.

Baca Juga: Kepincut BMW X5 E53 Kondisi Bekas? Ini Panduan langkah Saat Membelinya

kapan mobil yang akan dibeli terakhir masuk bengkel resmi dan lihat jadwal servis rutin saat mobil pada posisi km berapa.

”Misalnya servis terakhir di bengkel resmi 80.000 km. Tapi saat dijual km masih 80.000 atau di bawahnya, sudah pasti diputar,” kata Rusdi.

Lihat interior, ternyata di sinilah banyak ditemukan kejanggalan jika mobil diklaim muda, namun kondisinya tidak mencerminakan kendaraan jarang pakai.

Misalnya tekstur setir yang sudah mulai halus atau pudar. Kalau yang dilapisi kulit, sudah mulai banyak mengelupas.

Hal kedua, dari sisi interior bisa dilihat dari kondisi jok pengemudi.

Biasanya, kalau mobil sudah sering dipakai, jok sedikti lebih ambles ketimbang sebelahnya. Taruhlah rasa curiga jika menemukan kondisi seperti ini.

Kalau mobil masih muda usia, atau misalnya pedagang mengatakan mobil masih 25.000 km, tapi ban standar sudah diganti dengan kode produksi baru meski pakai pelek yang sama, bisa jadi pedagang mulai bohong.