Otoseken.id - Di mesin mobil bekas, pintu masuk keluar gas bakar dan gas buang di dalam ruang silinder namanya klep.
Klep akan membuka dan menutup sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan oleh durasi noken as.
Umumnya untuk mobil sekarang, mekanisme buka tutup klep langsung dibawah noken as atau istilahnya Over Head Camshaft (OHV).
Setiap klep memiliki celah untuk menghindari klep terbuka akibat memuai.
Lalu kapan waktu yang pas untuk setel klep?
Baca Juga: Tips Beli Mobil Bekas, Ini Ciri-ciri Sokbreker Rusak dan Minta Ganti
"Untuk setel klep seperti pada mobil Peugeot dilakukan setiap servis besar atau adanya keluhan yang diakibatkan oleh setelan klep," buka Samsudin, Technical National PT Astra International – Peugeot
Jadi enggak harus dilakukan penyetelan berkala seperti mobil lawas.
"Namun, beberapa mobil Peugeot sudah menggunakan self adjusting valve," tambahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Didi Ahadi, Technical Service PT Toyota-Astra Motor yang menyebutkan bahwa untuk mobil Toyota tidak ada penyetelan klep berkala.
"Karena mekanisme mobil sekarang menggunakan shim yang memiliki ketebalan yang berbeda-beda," sebut Didi Ahadi.
Baca Juga: Tips Beli Mobil Bekas, Ini Ciri-ciri Sokbreker Rusak dan Minta Ganti
"Shim klep ini tidak mudah rusak dan celah klep pastinya masih dalam toleransi yang dianjurkan pabrikan," sebutnya lagi.
Enggak perlu repot-repot setel klep setiap servis berkala sob.
Panduan Ganti Aki Mobil, Jenis Kering atau Basah Sah, Hindari Hal Ini
Otoseken.id - Komponen penting untuk menghidupkan mobil yaitu accu atau aki.
Tugas utama untuk menampung listrik yang akan disalurkan kepada komponen-komponen mobil.
Aki terdiri dari beberapa jenis dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Aki mobil terbagi menjadi dua, yaitu aki basah dan aki kering atau bahasa teknisnya Maintenance Free (MF).
Nah, sebenarnya boleh enggak si mengganti jenis aki di mobil?
(Baca Juga: Dampak Kabel Massa Aki Sering Disepelekan, Banyak Yang Belum Tahu)
Apa sih yang harus diperhatikan saat mengganti jenis aki mobil?
Tenang, semua akan dijawab Wory Anggodo, General Repair Astrido Toyota Pondok Cabe Jakarta Selatan.
"Sebenarnya mengganti jenis aki sah-sah saja, namun ada beberapa yang harus diperhatikan, yakni voltase dan ampere dari aki tersebut," ucap Wory.
Untuk voltase pada mobil harus 12 volt, berbeda dengan truk yang bisa mencapai 24 volt.
(Baca Juga: Nissan Elgrand Lawas Rawan Terkena 'Penyakit', Cek 2 Bagian Ini)
Sedangkan untuk ampere yakni kapasitas tenaga listrik yang bisa diterima oleh aki juga harus sama.
Sebagai contoh bila sebelumnya mobil menggunakan aki basah dan ingin menggantinya dengan aki MF, perhatikan voltase dan kapasitas ampere-nya.
Untuk keterangan voltase dan ampere aki umumnya dituliskan di badan aki, ini untuk mengidentifikasi spek aki tersebut.
Selain itu, perhatikan fisik aki itu sendiri.
(Baca Juga: Aki Honda Vario Rawan Masuk Air Saat Banjir? Ini Penjelasannya)
Di mobil-mobil sekarang yang memiliki ruang penyimpanan aki yang sudah disesuaikan oleh aki bawaan pabrik akan sulit mengganti aki dengan ukuran yang lebih besar.
"Umumnya mau aki kering atau basah bila speknya sama kebanyakan produsen aki juga memiliki ukuran yang sama. Misalnya tipe 80D26L atau yang biasanya dikenal seperti NS60L," tambah Wory.
Dan mengganti ukuran kapasitas ampere yang lebih besar atau yang lebih kecil dari spesifikasi bawaan pabrik sangat tidak disarankan.
"Untuk safety terkait kelistrikan sangat tidak disarankan, wajibnya mengikuti spek yang sudah disarankan oleh pabrikan," tutup Wory.