Otoseken.id - Mendeteksi busi motor yang sudah lemes ada beberapa cara.
Pertama, bisa dilihat dari capaian kilometer saat busi motor digunakan.
Biasanya pabrikan motor dan busi sepakat untuk menyarankan pergantian busi pada 6.000 Km.
Nah, cara kedua bisa dilihat dari kondisi fisik busi motor.
Baca Juga: Efek Pandemi Virus Corona, Harga Motor Bekas Turun Drastis di Pasaran?
“Bisa dilihat dari kondisi elektroda pusat (centre) dan posisi elektroda ground-nya,” buka Diko Octaviano, selaku Technical Support PT NGK Busi Indonesia pada saat sesi tanya jawab Instagram Live NGK Indonesia Kamis (09/04/2020).
Seiring pemakaian elektroda pusat atau center semakin lama semakin menipis.
“Efeknya gap atau celah antara elektroda pusat dengan groundnya semakin jauh. Misalnya awalnya 0,8 mm,” jelas Diko saat menjawab pertanyaan di Instagram Live NGK Indonesia.
“Seiring pemakaian gap atau celah pada busi bisa bertambah lebar jadi 0,9 mm bahkan 1,0 mm,” wanti Diko.
Baca Juga: Ngoprek Santuy di Rumah, Cek Minyak Rem Motor Bekas, Wajib Ganti Kalau Begini
Jangan dianggap sepele jika gap atau celah antara elektroda pusat dengan groundnya semakin jauh.
“Efeknya titik api semakin enggak fokus dan titik pusat pembakaran jadi enggak efisien,” kata Diko.
“Kondisi busi seperti ini yang mengharuskan busi motor harus diganti,” pungkas Diko.
Kalau kondisi elektroda pada busi sudah jelek, efeknya percikan yang dihasilkan busi juga enggak fokus.
Baca Juga: Oli Mesin Motor Bekas Bocor Tenaga Loyo, Tanda Part Mesin Ini Rusak
Efeknya proses pembakaran pada mesin motor jadi enggak maksimal sehingga tarikan motor jadi enggak enak.
Bahkan kalau sudah parah, mesin motor jadi mati mendadak dan susah nyala saat pagi hari.
Makanya kalau kalian menemukan kondisi celah elektroda pusat dengan ground-nya sudah terlalu jauh, segera diganti.