Otoseken.id - Meskipun wacana relaksasi pajak 0 persen untuk mobil baru yang diusulkun Kementerian Perindustrian (Kemenperin) masih proses persetujuan, pengamat otomotif menilai akan mengancam pasar mobil bekas.
Hal ini diungkapkan Bebin Djuana selaku pengamat Otomotif, menurtnya jika kebijakan tersebut diestujui, kemungkinan besar pasar mobil bekas akan babak belur.
Menurut Bebin, calon konsumen mobil bekas bisa beralih lebih memilih meminang mobil baru dengan harga murah serta kelebihan lainnya.
"Contoh saja, ketika kendaraan baru diberikan diskon oleh agen pemegang merek (APM), atau seperti sedang ada pemeran otomotif, pasar mobil bekas itu sudah goyang, apalagi dengan wacana ini yang katanya pajak mobil nol persen semua," ucap Bebin yang dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Usulan Pajak Mobil Baru 0 Persen, Pedagang Mobil Bekas: Bingung Jual Mobkas Tahun Muda
Bila sampai kejadian atau pemerintah benar-benar memutuskan relaksasi sesuai usulan, maka dikhawatirkan bisnis mobil bekas akan merana.
Tapi bila ternyata tidak sampai kejadian, atau skema stimulusnya berbeda, maka pasar mobil bekas cenderung aman, karena biar bagaimana pun, pada sektor tersebut ada perputaran uangnya.
Bahkan Bebin mengatakan di pasar mobil bekas, bila diperhatikan yang meningkat itu tidak untuk jenis mobil kelas bawah, melainkan menengah ke atas.
Hal tersebut lantaran memang daya beli untuk segmen mobil di kalangan menengah ke atas masih ada. Tidak seperti di kelas-kelas menengah ke bawah.
Baca Juga: Daftar Harga Mobil Bekas di Showroom Power Auto, Garansi Mesin dan Transmisi Sampai 1 Tahun
"Kalau dilihat pasarnya mobil bekas sekarang ini pun yang bergerak menengah ke atas, yang medium low-nya beku, karena itu barunya pun mati suri. Kenapa, karena memang daya belinya (menengah ke bawah) sudah tidak ada," ujar Bebin.
Anehnya, menurut pengamatan Bebin, yang bermain di segmen menengah ke atas, katakanlah seperti CR-V, Pajero, atau Fortuner, meski kondisi sedang sulit tapi tetap tidak mau turun ke segmen menengah.