Cerita Suzuki Escudo Keluaran Awal Kekeh Diubah Jadi Transmisi Matik

Abdul Aziz Masindo - Selasa, 24 November 2020 | 22:00 WIB

Suzuki Escudo 1994 (Abdul Aziz Masindo - )

Otoseken.id - Persneling otomatik, dapat mengurangi stres. Terutama, saat kemacetan lalu lintas, seperti yang sering terjadi di kota-kota metropolitan.

Dengan menggunakan teranmisi otomatik, selain pengendara dapat berkonsentrasi penuh, dalam pengoperasiannya pun tak terlalu bekerja berat.

Inilah yang diinginkan Petrus Yusuf di tahun 1994 silam, Ia sehari-harinya harus menelusuri jalur Pulo Gebang hingga Sudirman. Walhasil, Escudo miliknya yang sebelumnya transmisi manual lalu diganti dengan tranmisi otomatik.

Untuk mesin Escudo yang berkapasitas 1.600 cc ini, sebenarnya oleh pabriknya sudah disediakan transmisi otomatik. Di Amerika, dikonsumsi oleh Suzuki Sidekick.

Tetapi tingginya harga perangkat otomatik tersebut jika didatangkan ke Indonesia, menjadi kendala tersendiri pada saat itu.

Dok.OTOMOTIF
Transmisi Suzuki Escudo1994

Baca Juga: Sejarah Suzuki Vitara, Escudo, dan Sidekicik, SUV Sukses di Zamannya

Kebetulan, transmisi Toyota Camry Combi GX, mudah diperoleh dan cocok digunakan. Meskipun, dengan sedikit memodifikasi. Antara lain, harus menggunakannya dudukan (adaptor) sebagai penghubung antara transmisi dengan mesin.

Walhasil, Petrus lalu menyerahkan penanganan dan pengerjaannya pada bengkel Gerry dan Bongky, yang di Jalan Kalibata. Menurut Petrus, perubahan ke transmisi otomatik ini hanya menghabiskan biaya kurang lebih Rp 4 juta di 1994 lalu.

Mulanya, Gerry mempelajari putaran terendah yang bisa ditoleransi dalam pengoperasian pemindahan gigi serta saat penggunaan gigi awal. Ini penting. Sebab, mesin Escudo tidak dapat bekerja pada putaran di bawah 600 rpm.

Hal tersebut, dikarenakan kurangnya pengisian listrik. Lagi pula, akan menghasilkan getaran yang sangat besar. Kebetulan, transmisi otomatik Toyota ini memiliki keistimewaan. Yaitu, dapat menggunakan putaran mesin antara 700 hingga 800 rpm.

Masalahnya cuma dudukan mesin dan tranmisi yang sangat berbeda itu. Untuk penggabungannya, dibutuhkan pelat baja setebal 1 inci yang berfungsi sebagai adaptor.

Dok.OTOMOTIF
Pedal Suzuki Escudo1994

Baca Juga: Biaya Servis Suzuki Grand Vitara di Bengkel Spesialis, Cuma Segini

Selanjutnya, roda gila asli milik Escudo dikurangi ketebalannya hingga 6mm. Maksudnya, supaya kopling otomatik dapat dipasang.

Motor Starter L300

Setelah mesin dan tranmisi digabung, dibutuhkan motor starter yang cukup kuat. Karena pada putaran awal, konverter transmisi otomatik masih membawa oli yang belum merata. Untuk itu, dipilih motor starter milik Mitsubishi L300 diesel.

Juga as-kopel (propeller shaft), pada bagian depan digunakan milik Corona TT 1.800 cc. Sedangkan untuk belakang, masih menggunakan milik Escudo.

Untuk penyambungannya, juga tetap menggunakan bubut serta las listrik. Pada gigi akhir (final gear), dalam perhitungan, tak perlu diadakan perubahan dan penggantian.

"Jadi, hanya penggabungan antara tranmisi otomatik dengan mesin, serta penyambungan as kopel yang termasuk modifikasi besar," tandas Gerry, dikutip dari tabloid OTOMOTIF NO. 21/IV Senin 3 oktober 1994.

Baca Juga: Unik! Suzuki Vitara Kanvas 2 Pintu Penggerak 4x4 Ada di Showroom Ini

Masih menggunakan milik Escudo. Untuk penyambungannya, juga tetap menggunakan bubut serta las listrik.

Pada gigi akhir (final gear), dalam perhitungan, tak perlu diadakan perubahan dan penggantian.

"Jadi, hanya penggabungan antara tranmisi otomatik dengan mesin, serta penyambungan as kopel yang termasuk modifikasi besar," lanjut Gerry.

Pemanas Oli

Perlu diperhatikan, prinsip kerja tranmisi otomatik menggunakan oli. Maka, masalah tingkat kekentalan oli pada ruang transmisi harus tetap dijaga.

Untuk mencapai kondisi ini, dibutuhkan suhu oli yang konstan, lewat pemasangan pemanas oli yang diletakkan di bagian bawah radiator aslinya.

Baca Juga: Pilihan SUV Bekas Harga di Bawah Rp 60 Juta, Ada Terrano, Blazer dan Escudo

Caranya, slang tembaga yang dibentuk spiral, diletakkan di dalam tabung radiator bagian bawah. Lalu, dihubungkan dengan slang yang dapat menahan panas serta tekanan ke transmisi.

Soalnya, oli yang mengalir bersuhu panas serta memiliki tekanan. Yang rada sulit lagi, mendapatkan perangkat tuas persneling.

Yang sangat sederhana, juga tanpa perlu mengubah dudukan serta tidak merusak konsol asli Escudo, dipilih tuas milik Holden Statesman yang banyak. ditemui di toko onderdil Pasar Senen.

Untuk itu, diperlukan setang penghubung dari tuas pemindah gigi ke tuas transmisinya. Selain, tentu, perhitungan yang pas. Sehinggga, posisi netral serta posisi lainnya, sama seperti yang tertera pada petunjuk posisi tuas pemindah giginya.

Sehingga, konsol box seolah-olah tidak ada perubahan. Kecuali, penutup bekas tuas persneling manual ditutup dengan aksen untuk menyamakan aksen kayu tuas pemindah gigi Holden.