Otoseken.id - Di mesin mobil bekas, sistem pelumasan pada mesin terbagi menjadi dua.
Yaitu, sistem pelumasan model wet sump dan dry sump.
Model wet sump sudah lumrah ditemui pada mobil-mobil umum.
Pelumasan model wet sump artinya oli masih berada di karter mesin bagian bawah dan disirkulasikan melalui pompa internal yang berada di dalam mesin.
Baca Juga: Ini Dia Biang Muncul Suara Berdecit dari Ruang Mesin Mobil Bekas
Berbeda dengan sistem pelumasan dry sump yang tidak terdapat karter oli di bagian bawah.
Agar mesin tetap mendapatkan pelumasan dengan baik maka digunakan pompa eksternal untuk mensirkulasikan oli mesin.
"Model pelumasan dry sump ini banyak digunakan untuk mobil dengan performa tinggi," buka Luckas dari Engine Plus Motorsports.
"Hal ini karena mesin dengan tenaga besar membutuhkan pelumasan yang lebih baik dan cepat, ini hanya bisa didapat dengan menggunakan sistem dry sump," tambahnya.
Baca Juga: Ini Resiko Tekanan Pompa Power Steering Hidraulis Kurang, Banyak Yang Nyepelein
Sebagai tempat penampungan oli digunakan reservoir oil tank.
Oli di dalam mesin akan dihisap oleh pompa bertekanan tinggi dan kemudiam oli tersebut melewati filter oli yang kemudian masuk ke oil cooler.
"Di sini keunggulan pelumasan sistem dry sump, oli yang akan masuk ke mesin didinginkan terlebih dahulu oleh oil cooler sehingga performa oli tetap baik," bebernya.
"Selain itu, reservoir oil tank bisa menampung jauh lebih banyak oli bila dibandingkan kapasitas oli bawaan mobil, tersedia dengan kapasitas oli 6, 8 liter, dan bahkan bisa lebih," sebut Luckas.
Baca Juga: Penyebab Soket Lampu Mobil Bekas Sering Meleleh, Biangnya Ini
Oli yang dimasukkan ke dalam mesin dengan tekanan tinggi dan temperatur yang lebih stabil akan membuat kinerja komponen menjadi lebih baik.
Alhasil, tenaga mesin juga akan cenderung stabil pada suhu berapapun.
Kruk as pun akan semakin enteng berputar karena tidak ada oli di bawahnya.
"Namun, kontruksi pelumasan dry sump membutuhkan banyak komponen dan ruang di luar mesin," tutup Luckas.