Oli Mesin Rembes Karena Jarang Diganti, Hoax atau Fakta? Ini Penjelasannya

ARSN,Radityo Herdianto - Jumat, 4 Desember 2020 | 13:20 WIB

Ilustrasi ganti oli matic Honda Odyssey (ARSN,Radityo Herdianto - )

Otoseken.idOli mesin mobil yang rembes disebabkan karena jarang ganti oli, hoax atau fakta nih? Begini penjelasannya.

Oli rembes bisa menjadi salah satu indikasi adanya masalah pada mesin mobil yang patut menjadi perhatian.

Sebab kebocoran oli mesin mobil bisa mengurangi pelumasan komponen di dalam mesin karena berkurangnya kapasitas oli.

Menurut Syaifur, Service Advisor Honda Permata Hijau, Jakarta Selatan, salah satu penyebab oli mesin mobil rembes bisa disebabkan usia pakai oli yang melewati batas jarak tempuh maksimal.

 

Baca Juga: Ini Resiko Ganti Oli Mesin Mobil Bekas di Luar Kode SAE Pabrikan

"Oli terlalu lama dipakai, kemampuan menahan suhu panas mesin jadi turun," ujar Syaifur kepada GridOto.com.

Dok. Otomotif Group
Ilustrasi indikator suhu mesin yang mengalami overheat

"Suhu panas yang dihasilkan mesin mobil cenderung berlebih," tambah Syaifur.

Ditambah peningkatan suhu panas mesin banyak tidak disadari pemilik mobil mengakibatkan karet mesin cepat mengering.

Dimana oli mesin selain melumasi komponen yang bergesekan juga melapisi karet mesin untuk menjaga kelenturannya.

"Kemampuan menahan suhu panas yang tinggi juga mengurangi perlindungan karet mesin," terang Syaifur.

Baca Juga: Jarang Yang Tahu, Ternyata Ini Fungsi Oli Mesin yang Jarang Diketahui

Lanjut Syaifur, kondisi ini menyebabkan usia karet mesin mobil jadi lebih cepat dari kondisi normal.

Karet mesin sebagai sealant lebih mudah getas dan memicu kebocoran oli mesin mobil.

"Karena kekenyalan karet sudah hilang, tidak bisa menjaga kekedapan oli di dalam mesin," tutup Syaifur.

 

Ini Resiko Ganti Oli Mesin Mobil Bekas di Luar Kode SAE Pabrikan

Ilustrasi mengisi oli mesin

Otoseken.id - Banyak beredar jenis oli berbagai jenis tingkat kekentalan oli alias kode Society Of Automotive Engineer (SAE) di pasaran.

Setiap pabrikan memiliki spesifikasi oli untuk mobil buatannya, terutama tingkat kekentalan (kode SAE) yang mengikuti kebutuhan mesin.

Oli mesin tersebut pastinya bisa melumasi komponen di dalam mesin dan memberikan perlindungan maksimal serta mampu meredam panas.

Namun, banyak pemilik mobil coba-coba mengganti oli mesin di luar spesifikasi kode SAE rekomendasi pabrikan.

Baca Juga: Ini Gejala Kerusakan di Mesin Mobil Bekas Yang Jarang Dipanaskan

automotivesupercenter.com
Ilustrasi membuang oli mesin dengan membuka baut pembuangan oli atau drain plug

Ini tindakan berisiko karena bisa membuat mesin bermasalah.

"Kalau mengganti oli mesin itu sebaiknya mengikuti rekomendasi pabrikan karena itu semua sudah dianalisa," buka D. Wahyu Bawono, Business Development Manager PT Pana Oil Indonesia.

"Pabrikan pastinya sudah memberikan toleransi berapa kekentalan yang bisa digunakan," tambahnya.

Bila memang spesifikasi oli yang digunakan terlampau jauh maka bisa menimbulkan masalah.

Baca Juga: Penyebab Mobil Bekas Bisa Gagal Lolos Uji Emisi Gas Buang, Ini Biangnya

Semisal menggunakan oli mesin jauh lebih kental bisa menyebabkan mesin mudah panas.

Panas berlebih ini diakibatkan oli mesin lama menjangkau bagian-bagian yang sempit.

"Oli enggak mampu meredam gesekan yang menghasilkan panas sehingga mesin menjadi mudah panas," sebutnya.

Pun demikian dengan penggunaan oli mesin yang jauh lebih encer.

Baca Juga: Pentingnya Kalibrasi Mesin Mobil Diesel Common-rail Secara Rutin

Misalnya rekomendasi pabrikan menggunakan spesifikasi oli 15W-40 lalu dipaksakan menggunakan oli 0W-20 maka mesin juga bisa bermasalah.

"Biasanya kalau jauh lebih encer bikin gesekan semakin tinggi yang menyebabkan bunyi si dalam mesin lebih terdengar," tutup Bawono.