Bersihkan Busi Mobil Bekas Saat Panas, Ini Kerusakan Yang Mengintai

ARSN,Ryan Fasha - Senin, 15 Februari 2021 | 14:56 WIB

Ilustrasi mesin mobil beserta sistem kelistrikannya. (ARSN,Ryan Fasha - )

Otoseken.idMobil bekas yang punya jam terbang tinggi harus sering-sering membersihkan busi.

 

Selain membutuhkan kunci khusus, membuka busi juga harus memperhatikan kondisi mesin.

Yup, Anda jangan membuka busi mobil pada saat suhu mesin masih tinggi atau panas.

Kenapa begitu? Yuk simak terus artikel ini untuk mengetahui jawabannya.

Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Busi Mobil Sudah Minta Ganti Baru, Muncul Tanda Ini

"Sangat tidak disarankan membuka busi mobil saat kondisi suhu mesin masih tinggi," buka Diko Oktaviano, selaku Technical Support Product Knowledge PT NGK Busi Indonesia kepada GridOto.com.

Ryan/GridOto.com
pengencangan busi pakai kunci torsi

"Kalau busi dibuka pada suhu mesin yang masih tinggi ini bisa bikin drat atau ulir busi dan blok mesin slek," tambahnya.

Ini karena panas yang tinggi akan membuat komponen mesin yang terbuat dari besi memuai.

Pemuaian ini terjadi pada bagian ulir busi dan blok mesin yang terbuat dari besi.

Baca Juga: Ini Resiko Gap Busi Mobil Salah Setel Kerenggangan, Mesin Jadi Begini

Nah, saat kedua komponen tersebut mengalami pemuaian lalu busi dibuka maka bisa menyebabkan ulir busi dan blok mesin rusak.

"Pas busi mau dimasukkan kembali saat mesin dingin biasanya tidak lancar malah bisa rusak," sebut Diko.

Celakanya, untuk memperbaiki drat blok mesin yang rusak membutuhkan proses overhaul atau turun mesin.

Kebayang dong mahalnya biaya overhaul?

Untuk itu sebelum membuka busi sebaiknya diamkan mesin mobil sekitar 30 menit sampai 1 jam agar dingin terlibih dahulu.

Ini Resiko Gap Busi Mobil Salah Setel Kerenggangan, Mesin Jadi Begini

Ryan/gridoto.com
cara setel gap busi

Otoseken.id - Gap busi ini adalah jarak antara elektroda tengah dan elektroda massa sebagai tempat percikan api busi bertegangan tinggi.

Dengan adanya gap busi ini maka saat busi memercikan bunga api maka akan terjadi proses pembakaran.

Namun, kerap kali gap busi ini disetel tanpa mengikuti standar yang sudah ditetapkan pabrikan maupun produsen busi.

Padahal, ukuran gap busi yang sudah diatur adalah kondisi optimal yang bisa dihasilkan oleh busi tersebut dan mesin secara keseluruhan.

Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Busi Mobil Harus Diganti, Begini Caranya Sob

"Gap busi pada mobil umumnya ada di 0,9 mm sampai 1 mm, atau bisa ditoleransi sampai 1,1 mm maksimal, tergantung tipe businya" buka Diko Oktaviano, Technical Service Product Knowledge PT NGK Busi Indonesia.

"Kondisi ini akan menghasilkan pembakaran yang optimal dan efisiensi mesin akan tercipta," tambahnya.

Mengubah gap busi menjadi lebih renggang atau rapat faktanya bisa menyebabkan mobil ogah lari.

Hal ini dibenarkan oleh Diko, dirinya menyebutkan bahwa gap busi yang dirapatkan atau direnggangkan bikin api busi tidak maksimal.

Baca Juga: Resiko Gonta-ganti Bahan Bakar di Mobil Bekas, Busi Cepat Mati?

"Kalau diset terlalu rapat, maka daya ledak ruang bakar tidak akan besar, sementara kalau direnggangkan maka bisa terjadi miss fire atau api busi gagal menjangkau elektroda massa sehingga tidak terjadi proses pembakaran," bebernya.

Motor Plus
Mengatur celah busi yang sudah terpakai rawan membuat elektroda patah

"Kedua kondisi ini otomatis akan mempengaruhi kinerja mesin sehingga mesin ogah lari," sebutnya.

Bisa dirasakan mesin mobil brebet atau tenaga ngempos saat pedal gas dibejek.

Hal tersebut pasti akan membuat boros bahan bakar mobil itu sendiri.