Otoseken.id - Di busi mobil dan motor, mempunyai celah antara elektroda inti dengan elektroda massa.
Celah busi ini sudah disesuaikan dari pabrik sesuai dengan spesifikasi busi tersebut.
Jadi gap busi ini jangan nekat diubah menjadi lebih rapat atau lebih renggang dari standarnya.
Namun nyatanya masih banyak orang yang mengubah gap busi dengan alasan untuk meningkatkan performa busi.
Baca Juga: Ini 3 Kesalahan Yang Jarang Diketahui Saat Mengganti Busi Mobil
Ketika tim redaksi ngobrol dengan Diko Oktaviano, Technical Support Product Knowledge PT NGK Busi Indonesia, ia menjelaskan bahwa ukuran gap busi bawaan pabrikan sudah paling ideal.
"Umumnya, gap busi mobil itu ada di antara 1 mm sampai 1,1 mm, ini idealnya," buka Diko.
"Kalau gap busi diubah misalnya menjadi lebih rapat maka daya quenching busi menjadi tidak optimal," tambahnya.
Hal ini jelas membuat proses pembakaran akan terganggu.
Baca Juga: Sering Dianggap Sepele, Busi Mobil Gak Pernah Diganti Begini Risikonya
Bisa dirasakan dengan tenaga mesin mobil yang kurang maksimal akibat gap busi terlalu rapat.
Begitu juga dengan gap busi yang melebihi batas toleransi, api busi tidak akan menjangkau dengan baik.
"Kalaupun masih dipaksakan, loncatan bunga api akan lama sehingga pembakaran akan telat, bisa dirasakan mobil terasa brebet atau respons akselerasi terganggu" jelasnya.
Tenaga mesin mobil pun akan berkurang drastis.
Jadi jangan mengubah gap busi di luar ketentuan yang sudah ditetapkan oleh produsen busi ya.