Makin besar kecepatan, maka makin besar energi gerak, sedangkan friksinya tetap.
2. Minimnya Ilmu Fungsi Utama Bahu Jalan dan Lajur Kanan.
Kemudian kesalahan fatal lain yakni minimnya ilmu mengenai fungsi utama dari bahu jalan dan lajur kanan.
Ketika dalam keadaan emergency, misalnya ban pecah, mobil depan mengerem mendadak, kita perlu memutuskan dengan cepat untuk mengarahkan kendaraan ke target aman.
Mengenai target aman, di jalan tol sudah ada 4 titik yang bisa dipilih.
- Jalur Darurat.
- Jalur Paling Kanan.
- Area Rumput Pinggir Kiri Jalan.
- Area Rumput Pinggir Kanan.
"Sayangnya, jalur darurat seperti bahu jalan malah kerap dipakai untuk menyalip," katanya.
Baca Juga: Cara Mengatasi Rem Mobil Ngeblong di Jalan Tol, Jangan Panik, Lakukan Hal Ini
"Anehnya juga, area rumput di sisi kiri dan kanan jalan tol di Indonesia malah dibatasi besi atau beton pembatas," tambah Momon.
3. Mengantuk
Kesalahan fatal selanjutnya yakni mengantuk dan paling sering dialami.
Kondisi mengantuk ini bisa terjadi peristiwa microsleep, yakni tertidur sebentar.
Perumpamaannya, saat kecepatan 36 km/jam, dan tertidur 1 detik saja. Maka mobil akan bergerak tanpa kendali dengan hitunga sebagai berikut:
36 KM/Jam = 36.000 m / 3.600 detik .
Hasilnya = 10 m / detik.
Artinya kita tertidur 1 detik, mobil nyelonong 10 m !
Itu hanya melaju 36 Km/Jam, bayangkan jika kecepatan lebih dari itu, pasti lebih mengerikan lagi.
"Jadi bersikap bijak ketika berkendara di jalan tol," wanti Momon.
Baca Juga: Harus Tahu, Ini Perbedaan Rambu Warna Hijau dan Biru di Jalan Tol