Otoseken.id - Curah hujan yang tinggi dan genangan air di jalan, dapat menimbulkan risiko terjadinya mobil tergelincir.
Aquaplaning suatu keadaan ban seolah mengambang di atas air sehingga dapat memungkinkan ban tergelincir.
Aquaplaning sendiri setidaknya dapat disebabkan oleh dua kondisi. Pertama, mengemudi dengan kecepatan yang sangat tinggi dalam kondisi basah, biasanya terjadi di 72 - 93 KM/jam.
Kedua, tapak ban yang sudah tidak prima lagi. Maka, penting bagi pengemudi untuk berhati-hati saat berkendara pada cuaca hujan dan mengecek bannya secara berkala. Ketika tapak ban sudah tidak solid, maka risiko mengalami aquaplaning menurun ke kecepatan 50 Km/jam.
Baca Juga: Baru Dipakai 3 Tahun, Ban Mobil Sudah Muncul Tanda Begini, Ganti Langsung
Ban yang mampu melaju di kondisi basah harus memiliki pola tapak dengan jalur lurus untuk air sehingga air dapat terpecah ke depan maupun ke belakang.
Maka desain pola, penempatan, dan kedalaman tapak juga berpengaruh untuk meningkatkan cengkraman ban pada permukaan basah.
Ketika kedalaman tapak menyentuh angka 3.18 mm, maka ban tersebut sudah mulai kehilangan kemampuan traksi dalam kondisi basah. Semakin banyak air yang terpecah, maka ban akan menjadi lebih stabil dan tidak mudah mengalami selip di kondisi hujan.
Hankook Tire Indonesia menciptakan teknologi yang diterapkan pada pola ban dengan jalur lurus serta bercabang kiri-kanan, guna meningkatkan efisiensi pengereman dalam kondisi basah.