Tinggalkan Batu Bara, Goodyear Produksi Ban Ramah Lingkungan Pakai Cangkang Sawit

Abdul Aziz Masindo - Jumat, 4 November 2022 | 18:16 WIB

Ban Goodyear Assurance Duraplus 2 yang baru diluncurkan (Abdul Aziz Masindo - )

Otoseken.id - Sebagai bentuk tanggung jawab menjaga lingkungan, PT Goodyear Indonesia Tbk produksi ban yang ramah lingkungan.

Selama ini sumber energi andalan dalam menjalankan boiler untuk proses produksi adalah dengan batu bara, kini sejak September lalu, Goodyear mengganti sumber energi menjadi Palm Kernel Shell (PKS) atau cangkang sawit pasca produksi langsung 100%.

Cangkang sawit sendiri adalah material bakar yang berasal dari fraksi cangkang setelah pengupasan yang dihancurkan dalam proses produksi minyak sawit.

Memiliki nilai kalor tinggi dengan rata-rata 4000 Kkal/kg, PKS ideal memiliki ukuran partikel berkisar antara 5 mm sampai 40 mm dan memiliki kadar sisa abu bakaran yang rendah (lebih rendah 75% dari sisa abu bakar batu bara biasanya).

Sehingga emisi gas buang juga jauh lebih bersih dan tidak mencemari lingkungan udara.

Wicaksono selaku Head of Communication Goodyear Indonesia dalam keterangan resminya mengatakan, Hal ini sejalan dengan rencana besar Perusahaan yang juga ikut meratifikasi Global Millennium Development Goal.

"Dimana hal tersebut diturunkan menjadi Global Operations Bold Gold dengan salah satu obyektifnya adalah penggunaan energi terbarukan untuk semua proses dan operasional pabrik diseluruh dunia pada tahun 2040," bilangnya.

Transisi dari batu bara ke cangkang sawit ini merupakan bagian dari misi jangka panjang PT Goodyear Indonesia Tbk untuk secara bertahap ikut mengurangi efek Gas Rumah Kaca (GHG) sebesar 30% di tahun 2030.

Selain lebih ramah lingkungan, volume uap panas menggunakan biomass PKS ternyata juga besar dan mampu menjaga panas lebih stabil yang penting dalam proses memasak green tire. Dari sisi biaya energi, biomass PKS termasuk kompetitif digunakan dalam jangka panjang dan berkelanjutan kedepan.

Baca Juga: Goodyear Luncurkan Produk Baru Ban Radial untuk Truk, Diklaim Punya Jarak Tempuh yang Optimal