Otoseken.id - Willy, bos KJV Motorsport, dealer motor bekas ini berusia 27 tahun.
Ia mengaku pernah kuliah bidang Kimia di Taiwan tapi enggak lulus.
Ia sempat mengajar les bahasa Taiwan dan Mandarin saat kembali.
Ia lantas memulai usaha dengan membuka toko susu namun baru setahun kandas.
Kini, namanya dikenal lewat jaringan media sosial.
Ia sudah menikmati usaha membangun kepercayaan yang dirintisnya sejak 5 tahun lalu.
Tampil di media sosial, pemilik motor dan calon konsumen datang sendiri.
Otoseken melihat langsung seorang konsumen enggak pakai banyak nawar langsung membawa Kawasaki Z250 yang dipajang.
Karyawannya sampai takjub melihat perilaku membeli konsumen tersebut.
Baca Juga : KJV Motorsport, Usaha Anak Muda Membalik Stigma Motor Bekas Itu Busuk
Willy sendiri sosok yang sadar media sosial.
Saat Otoseken.id ngobrol-ngobrol dengannya pun, tak segan ia meminta anak buahnya untuk ambil foto maupun merekam video.
“Zamannya udah beda”
“Istilahnya menjemput zaman,” ungkap Willy.
“Dulu orang jual motor iklan di koran lalu situs jual beli”
“Sekarang, enggak tau ya bener apa enggak”
“Buat saya, di mata user barang itu barang busuk”
“Mereka enggak mau lirik. Mereka maunya, Anda bisa jamin enggak?”
“Nah, kalau kita berani jamin, oke saya mau beli”
“Kalau user sekarang kayaknya udah begitu. Tapi enggak semua kayak begitu, fifty-fifty lah”
“Masih ada juga yang sambil lewat liat-liat di pinggir jalan terus mau beli”
“Kayaknya yang udah peka, melek medsos kayaknya mereka enggak mau. Mereka maunya yang berani jamin”
Baca Juga : Honda PCX 150 Seken, Kenali Penyakit Bawaannya, Enteng Tapi Ngeselin
Menurut Willy yang sudah punya usaha di empat lokasi ini, sekarang bahasa komunikasi yang dipakai adalah komunikasi visual.
“Kalau saya bilang, sekarang bahasa komunikasi visual”
“Meskipun orang-orang saya banyak yang dari daerah, saya ajarin mereka komunikasi visual”
“Dulu, motor sold out difotonya asal-asalan”
“Saya bilang, kamu enggak bisa begitu”
Ia mengungkapkan jika kepercayaan orang muncul dari foto-foto motor yang sold out.
“Orang punya trust ke kita dari foto-foto motor yang sold out”
“Kalau fotonya asal-asalan, oke itu sold out, tapi kok abal-abal banget”
“Kamu foto yang bagusan, cari background yang terang”
“Dulu kan di parkiran, latar belakangnya oli berceceran”
Willy lantas bercerita menjual sebuah Range Rover yang diunggahnya di akun Youtubenya.
“Lakunya di Youtube”
“Saya posting di situs jual beli (menyebut dua situs)”
“ Orang datang dan beli teurs saya tanya, liat di mana Bro, dia bilang di Youtube, ” ulas Willy yang mulai merintis hal serupa di segmen 150 cc.
Kini, ia berencana memindahkan showroomnya ke lokasi baru.
Yang menarik ia menyebut show room kaca.
“Sekitar 1,5 tahun lagi kita mau buka show room kaca”
“Rapi kan, mungkin di jalan Panjang atau arteri (Pondok Indah)”
Ditanya pengaruhnya, ia menjawab tegas sangat berpengaruh.
“Sangat berpengaruh. Tapi kita pindah bukan karena mau naekin harga”
“Kita pindah karena kita sekali lagi komunikasi visual”
“Show room begini sama show room kaca di mata orang bagusan show room kaca”
Disinggung akankah image-nya nanti motor-motornya akan jadi mahal, ia menampik
“Kan harga kita buka. Orang tinggal compare aja”
“Kualitas, orang ngerti motor kita, bukan cuma bagus di foto”
“Kondisi minimal barang kita 95 persen”
Editor | : | Iday |
KOMENTAR