Otoseken.id - Sasis berperan sebagai kerangka untuk penopang kendaraan, baik untuk mendukung performa dan handling, hingga durabilitas serta kemampuan mobil dalam menghadapi medan perjalanan.
Bahan dasar sasis terbuat dari kerangka besi ataupun baja.
Di Indonesia, teknologi sasis yang populer adalah jenis monokok (monocoque), dan ladder frame atau biasa disebut sasis tangga.
Lalu apa saja keunggulan dan kelemahan kedua sasis tersebut?
(Baca Juga: Bagian Kaki-Kaki Ini Rawan Rusak di Mobil Bekas Saat Musim Hujan)
Monokok (Monocoque)
Monocoque diambil dari bahasa Prancis yang artinya rangka tunggal. Bagian terluar bodi sekaligus menjadi kerangka kuat yang melindungi ruang kabin dari benturan.
Sasis model ini relatif lebih melindungi penumpang dari impak benturan saat tabrakan. Energi benturan diserap bodi dan tidak diteruskan ke kabin.
Biasanya sasis monokok disertai dengan crumple zone (di depan dan belakang) yang akan terlipat seperti kertas saat tumbukan.
Sebenarnya sasis one-piece ini terbentuk dari beberapa bagian yang disatukan. Dek kabin merupakan bagian terbesar yang disatukan dengan bagian lain lewat stamping machine (mesin pres besar).
Baru kemudian di-tambahkan titik-titik pengelasan atau engsel dengan panel bodi lain seperti pintu, kap mesin, sampai pintu bagasi.
Di masa kini, 99% kendaraan produk massal sudah menggunakan sasis monokok baja, karena biaya produksi murah dan bisa dipadukan dengan perakitan menggunakan sistem robot.
Sasis jenis ini memiliki keuntungan pada efisiensi ruang Perlindungan kabin saat kecelakaan dan biaya produksi relatif murah untuk.
Sedangkan kelemahan sasis monokok yaitu bobot cukup berat.
(Baca Juga: Bengkel Spesialis Kaki-kaki, Jepang, Eropa, Amerika Garansi 1 Tahun)
Ladder Frame
Ladder frame nama lainnya yaitu konstruksi body-on-frame, tapi sering juga disebut sasis tangga.
Seperti namanya, konstruksi sasis ini berbentuk seperti tangga yang terdiri dari dua batang utama melintang yang dihubungkan dengan beberapa batang penguat.
Batang longitudinal menjadi penyangga utama. Bagian ini yang menopang bobot angkut juga energi longitudinal saat akselerasi maupun deselerasi.
Sementara batang penyangga lateral, memberikan ketahanan terhadap gaya lateral dan rigiditas. Teknologi ini mulai ditinggalkan mobil penumpang kecil sejak 1960, kecenderungannya beralih ke sasis monokok.
Sasis ladder frame memeiliki keuntungan pada biaya produksi murah, andal mengangkut beban berat, dan fleksibel untuk medan off-road.
Sedangkan sasis jenis ini juga ada kelemahannya, seperti rigiditas torsi lebih rendah dari sasis monokok, terutama saat mengangkut beban vertikal atau benturan, dan menyita kelapangan kabin, serta kabin jadi lebih tinggi.
Editor | : | ARSN |
Sumber | : | Auto Bild Indonesia |
KOMENTAR