Otoseken.id - Mengganti oli transmisi merupakan salah satu bentuk perawatan transmisi secara berkala.
Umumnya mengganti oli transmisi sesuai dengan yang dianjurkan pabrikan mobil tersebut (APM), ada yang setiap 20 ribu kilometer sampai 80 ribu kilometer tergantung merek dan jenis mobilnya.
Tapi pernahkah Anda mendegar istilah kuras oli transmisi? apa bedanya?
Sebenarnya keduanya sama-sama mengganti oli, namun yang membedakan adalah proses pengerjaan, jumlah oli, waktu, dan biayanya.
(Baca Juga: Transmisi Matik Toyota Avanza Rusak, Teliti 5 Gejalanya Sebelum Beli Kondisi Bekasnya)
Jika mengganti oli secara konvensional prosesnya hanya membuang oli lama melalui pembuangan, sedangkan kuras oli (flushing) prosesnya dengan menguras semua sisa oli menggunakan mesin flushing (ATF Changer).
Mengganti oli secara konvensional hanya membuang oli transmisi di bak penampungan atau karternya saja, sedangkan kuras oli (flushing) yaitu menguras seluruh oli di sistem transmisi termasuk membersihkan residu atau kotoran.
"Karena kuras oli (flushing) menguras seluruh oli di sistem transmisi, alhasil jumlah oli yang dibutuhkan lebih banyak, bisa mencapai 12 liter," terang Apuy, dari bengkel spesialis transmisi matik Sakira Abadi Motor di tangerang.
Flushing memakan waktu yang lama dan biaya yang mahal bisa mecapai Rp 600 ribu sampai 900 ribu.
(Baca Juga: Suzuki Ignis AGS dan M/T Pakai Oli Transmisi Sama, Ini Penjelasannya)
Editor | : | ARSN |
KOMENTAR